Menurutnya, kemarau pada tahun ini akan lebih kering dari normalnya serta lebih kering dari tiga tahun sebelumnya.
Fenomena iklim ini dipicu oleh anomali kenaikan suhu permukaan laut di Samudera Pasifik di pantai barat Ekuador dan Peru yang lebih tinggi daripada rata-rata normalnya.
Lebih lanjut, Fachri menyebut ada sejumlah wilayah di Indonesia akan mengalami dampak akibat El Nino.
Di antaranya sebagian besar wilayah Sumatera seperti Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Riau, Bengkulu, Lampung.
Kemudian seluruh Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat.
Serta Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara.
Menurut prediksi BMKG, daerah-daerah tersebut akan mengalami curah hujan paling rendah dan berpotensi mengalami musim kering paling ekstrem.
“Prakiraan curah hujan bulanan BMKG menunjukkan sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami curah hujan bulanan kategori rendah bahkan sebagian lainnya akan mengalami kondisi tanpa hujan sama sekali hingga Oktober nanti,” jelasnya.