iklan
Menurut Yuyus, gedung tersebut mengusung semangat ramah lingkungan dan hemat energi. Hal itu terlihat dengan teknologi terkini yang digunakan. Seperti penggunaan Building Automation System sebagai perangkat hemat energi, Rain Water Harvest (RWH) atau pemanfaatan air hujan untuk kebutuhan operasional gedung. 

Selain itu, Gedung Landmark BSI Aceh menggunakan desain kaca fasad DGU (Double Glass Unit) dengan rongga udara di antara kaca ganda. Sehingga mampu mereduksi panas matahari untuk mengurangi pemakaian pendingin ruangan. Tidak hanya itu, sumber kelistrikan gedung ini juga menggunakan sumber daya solar panel rooftop dan menjadi salah satu yang terbesar di Aceh.

“Dengan adanya penerapan teknologi tersebut, Gedung Landmark BSI Aceh menjadi bangunan perkantoran pertama di Aceh yang memperoleh sertifikasi Gold dalam penerapan green building,” kata Yuyus. 

Dalam acara tersebut hadir pula Asisten Administrasi Umum Sekretaris Daerah Aceh Iskandar A. P. mewakili (Pj) Gubernur Provinsi Aceh Achmad Marzuki. Menurut Iskandar, pembangunan Gedung Landmark BSI Aceh adalah bentuk komitmen Perseroan kepada kemajuan Aceh.


Berita Terkait



add images