“Perlu disadari bahwa partai masih belum mampu melakukan kaderisasi internal. Sehingga membuat mereka mencari figure potensial ketika gelanggang politik terbuka,” ujarnya, Minggu (19/11) kemarin.
Minimnya kader ini memunculkan simbiosis mutualisme. Karena tidak bisa dipungkiri juga bahwa ada keinginan Kepala daerah untuk mendorong anak ataupun keluarganya.
“Target yang dipasang dari pusat memaksa partai di daerah mencari figure potensial, dan yang sangat memungkinkan adalah mencalonkan salah satunya anak kepala daerah. Tujuannya hanya satu, untuk merebut suara dan mengejar perolehan kursi,” sebutnya.
Lalu apakah ini merupakan salah satu langkah untuk mempersiapkan generasi penerus tahta politik? Dori menyebutkan, kemungkinan itu sangat terbuka. Hanya saja tinggal apakah sosok yang di dorong itu mampu atau tidak.