iklan
Bau jenazah membusuk yang terperangkap di bawah bangunan runtuh memenuhi udara, kata Mohmmed Mattar, 29, warga Kota Gaza. Ia bersama relawan lainnya mencari jenazah di bawah reruntuhan atau tertinggal di jalanan.

Di wilayah selatan, gencatan senjata memungkinkan lebih banyak bantuan dikirim dari Mesir, hingga 200 truk setiap hari. Namun para pejabat mengatakan jumlah bantuan itu tidak cukup. Tempat penampungan yang dikelola PBB menampung lebih dari satu juta pengungsi dan banyak yang tidur di luar saat cuaca dingin dan hujan.

Di pusat distribusi di Rafah, banyak orang mengantri setiap hari untuk mendapatkan tepung, namun persediaannya cepat habis. “Setiap hari kami datang ke sini, kami menghabiskan uang untuk transportasi menuju ke sini, hanya untuk pulang tanpa membawa apa-apa,” kata seorang perempuan yang mengantri, Nawal Abu Namous.

Israel melancarkan kampanye militer besar-besaran di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Sejak itu, penyakit ini telah menewaskan lebih dari 15.000 orang, termasuk 6.150 anak-anak dan 4.000 perempuan, menurut otoritas kesehatan di wilayah kantong tersebut. Korban tewas resmi di Israel mencapai 1.200 orang. (*)


Sumber: tempo.co

Berita Terkait



add images