iklan
“Dan kami melakukan koordinasi dengan Basarnas untuk penyelamatan pendaki yang terjebak di atas. Pukul 15.43 WIB sampai 24.00 WIB terjadi 36 kali letusan. Sampai satu jam tadi masih ada letusan-letusan kecil,” kata Hendra.

Korban Berada di Dekat Area Kawah

Hendra mengaku mendapat kabar bahwa pendaki yang meninggal dunia memasuki daerah yang direkomendasikan berbahaya oleh PVMBG. “Perlu dikonfirmasi pada relawan, korban itu diduga yang terdampak parah itu pada jarak 1 sampai 1,5 kilometer dari kawah, dan sisanya 15 orang masih dalam pencarian, 49 orang sudah di evakuasi dan selamat,” kata dia.

Hendra mengatakan, dalam situasi seperti yang terjadi di Gunung Marapi lembaganya hanya bisa memberikan rekomendasi teknis. “Kami itu memberikan saran saja untuk dasar pertimbangan karena kita bukan instansi yang memberikan izin tapi bisa menjadi tempat untuk berkonsultasi karena kita mempunyai tugas memonitor. Kita punya data teknis sehingga rekomendasinya rekomendasi teknis,” kata dia.

PVMBG, kata dia, akan mencoba memaksimalkan lagi peralatan yang dipasang di Gunung Marapi. “kami masih berharap dengan alat deformasi bisa mendeteksi walaupun sangat sulit, mungkin harus dipasang lebih dekat, tapi kesulitannya kami memasang alat lebih dekat dengan puncak adalah maintenance. Kami cari opsi lain menghadapi tipe letusan yang memang paling sulit dideteksi,” kata dia.

Dia meminta agar masyarakat waspada dalam menghadapi tipe gunung seperti Gunung Marapi. “Tantangan kita semua untuk disiplin. Betul memang tidak ada erupsi selama beberapa tahun, tapi apakah kita mau berdisiplin untuk tidak mendekat, sebetulnya itu,” kata dia. (*)


Sumber: tempo.co

Berita Terkait



add images