JAMBIUPDATE.CO,- Sejumlah wartawan muda dan pembuat konten di Palestina mengutarakan rasa frustrasi mereka terhadap masyarakat internasional karena dirasa kurang memberikan respon atas peristiwa-peristiwa yang mereka laporkan. Pemberitaan para jurnalis muda di Palestina dan pembuat konten telah berperan penting dalam mendokumentasikan pembombardiran Israel di Jalur Gaza akhir-akhir ini.
Meski menghadapi serentetan serangan udara, terputusnya saluran komunikasi hingga krisis kebutuhan pokok, warga Palestina seperti Motaz Azaiza, Bisan Owda dan lainnya telah mendokumentasikan secara langsung kenyataan hidup di Gaza yang tengah diserang Israel. Mereka membagikan kabar dan konten ke media sosial, serta dokumentasi mereka telah dibagikan di berbagai media arus utama seperti Al Jazeera, BBC dan ABC News.
Akan tetapi, beberapa dari wartawan muda dan konten kreator itu, mengutarakan keinginan untuk melanjutkan pendokumentasian ini semakin memudar. Sebab Israel terus melakukan serangan brutal yang sejauh ini telah menewaskan sedikitnya 15.500 orang berdasarkan perhitungan otoritas kesehatan Gaza.
“Fase mempertaruhkan hidup untuk menunjukkan apa yang terjadi kini telah berakhir, dan fase mencoba bertahan hidup telah dimulai,” kata Motaz Azaiza, wartawan foto yang lahir dan besar di kamp pengungsi di Deir al-Balah, Gaza.
Terpantau dari akun Instagram-nya, dalam 24 jam terakhir Azaiza masih mendokumentasikan situasi sehari-hari di Gaza, termasuk serangan udara besar-besaran Israel yang menghantam bagian belakang rumah neneknya. Israel telah melanjutkan serangan di wilayah kantong tersebut setelah gencatan senjata sementara dengan Hamas berakhir pada Jumat, 1 Desember 2023.