iklan
Alareer, seorang profesor sastra Inggris di Universitas Islam Gaza, tempat ia mengajar Shakespeare dan mata pelajaran lainnya, juga merupakan salah satu pendiri proyek “Kami bukan angka”, yang memasangkan penulis dari Gaza dengan mentor di luar negeri yang membantu mereka menulis cerita dalam bahasa Inggris tentang pengalaman mereka.

Proyek ini mengedit buku “Gaza Writes Back”, kronik kehidupan di Gaza yang ditulis oleh penulis muda Palestina, dan menerbitkan “Gaza Unsilenced”.

Israel melancarkan operasi militer besar-besaran di Gaza menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober, yang menewaskan sekitar 1.200 orang menurut pihak berwenang Israel.

Lebih dari 17.100 orang, sebagian besar warga sipil, tewas dalam pengeboman tanpa henti Israel yang menyebar ke seluruh wilayah Palestina, menurut kementerian kesehatan.

Pada November, Alareer menerbitkan puisi di X berjudul “Jika saya harus mati” yang dibagikan puluhan ribu kali. Diakhiri dengan kata-kata: “Jika saya harus mati, biarlah itu membawa harapan, biarlah itu menjadi sebuah legenda”. (*)


Berita Terkait



add images