iklan
Para aktivis hak asasi manusia mengecam penjualan tersebut, dan mengatakan bahwa hal tersebut tidak sejalan dengan klaim Washington untuk menekan Israel agar meminimalkan korban sipil.

Seorang pejabat Departemen Luar Negeri pada Sabtu mengatakan Washington terus menegaskan kepada pemerintah Israel bahwa mereka harus mematuhi hukum internasional dan mengambil setiap langkah yang mungkin untuk menghindari kerugian terhadap warga sipil.

Usulan penjualan tersebut menunjukkan komitmen AS terhadap keamanan Israel dan akan meningkatkan kemampuan pertahanan Israel, kata pejabat itu.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menetapkan dan memberikan pembenaran rinci kepada Kongres bahwa peluru tank harus segera diberikan kepada Israel demi kepentingan keamanan nasional AS, menurut pernyataan Pentagon.

Penjualan tersebut akan berasal dari inventaris Angkatan Darat AS dan terdiri dari selongsong peluru tank M830A1 High Explosive Anti-Tank Multi-Purpose with Tracer (MPAT) 120mm dan peralatan terkait.

“Israel akan menggunakan peningkatan kemampuan tersebut sebagai pencegah ancaman regional dan untuk memperkuat pertahanan dalam negerinya,” kata Pentagon, seraya menambahkan bahwa tidak akan ada dampak buruk terhadap kesiapan pertahanan AS akibat penjualan tersebut.

Tank Merkava Israel, yang menggunakan peluru 120mm, juga dikaitkan dengan insiden yang melibatkan kematian jurnalis.

Pada Kamis, penyelidikan kantor berita Reuters mengungkapkan bahwa awak tank Israel membunuh jurnalis Issam Abdallah dan melukai enam wartawan dengan menembakkan dua peluru secara berurutan dari Israel ketika para jurnalis sedang merekam penembakan lintas batas.

Sejak perang Gaza pecah, setidaknya 63 jurnalis telah terbunuh, termasuk 56 warga Palestina, empat warga Israel, dan tiga warga negara Lebanon, menurut pengawas media, Committee to Protest Journalists. (*)


Sumber: tempo.co

Berita Terkait



add images