Banyak pemerintah negara-negara Barat dan Timur Tengah telah menyatakan keprihatinannya mengenai meluasnya konflik, termasuk di perbatasan utara Israel dengan Lebanon. Pada hari Rabu, Hizbullah menembakkan lebih banyak roket dan senjata drone dibandingkan hari sebelumnya, kata sumber keamanan.
Militer Israel mengatakan pesawat tempurnya menargetkan situs militer Hizbullah dan tempat lain di Lebanon, dan menteri kabinet Benny Gantz mengatakan situasinya harus berubah.
“Jika dunia dan pemerintah Lebanon tidak bertindak untuk mencegah penembakan terhadap penduduk Israel di utara, dan untuk menjauhkan Hizbullah dari perbatasan, IDF akan melakukannya,” katanya dalam konferensi pers, mengacu pada Pasukan Pertahanan Israel.
Di Washington, Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa serangan militer AS di Irak pada Senin bertujuan untuk mencegah Iran dan kelompok milisi yang didukung Iran melakukan serangan terhadap personel dan pangkalan Amerika. Serangan pesawat tak berawak oleh militan yang bersekutu dengan Iran pada Senin pagi telah melukai tiga orang Amerika.
Semakin banyak konfrontasi terjadi antara pasukan Israel dan warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki sejak perang dimulai, dan pada hari Rabu enam warga Palestina terbunuh oleh serangan pesawat tak berawak dalam serangan Israel di Tulkarem, kata kementerian kesehatan Palestina.
Militer Israel mengatakan pasukannya diserang oleh militan di sana yang melemparkan alat peledak ke arah mereka selama operasi kontra-terorisme. Para penyerang diserang oleh pesawat angkatan udara Israel, katanya.
Konfrontasi tersebut terjadi di kamp pengungsi Nour Shams di Tulkarem, sebuah kota yang menjadi titik konflik di salah satu titik persimpangan utama ke Tepi Barat.
Para saksi mata mengatakan enam pria yang tewas sedang duduk bersama pada dini hari namun tidak terlibat dalam bentrokan dengan pasukan Israel.
“Kami mendengar suara dan teriakan itu, rumah kami dekat sehingga kami keluar untuk melihat,” kata Izzaldin Assaili, warga yang tinggal di dekatnya. (*)
Sumber: tempo.co