Ibrahim Yaseen mengatakan tangannya diikat dan matanya ditutup saat diinterogasi. “Mereka tidak membiarkan kami tidur. Kami berdiri berjam-jam, sebagai hukuman,” katanya.
Tentara Israel menghina para tahanan sambil melarang mereka berbicara satu sama lain, bahkan berdoa, kata Ibrahim. “Kemudian ada lima tentara yang akan memukul Anda secara bergantian di kepala dan tubuh,” katanya dan menambahkan, bahwa dia dipukuli di bagian tulang rusuk.
Ia lalu menyingsingkan lengan bajunya hingga terlihat bekas luka melingkar dan koreng di pergelangan tangannya bekas diikat. (*)
Sumber: tempo.co