JAMBIUPDATE.CO, JAMBI- Kenaikan harga secara atau inflasi di semua sektor ekonomi pasca lebaran ini telah berimbas turunnya daya beli masyarakat secara nasional.
Salah satu sektor yang sangat terdampak akan situasi ini adalah dunia pendidikan. Indikasinya terlihat dari tingginya angka putus sekolah di berbagai daerah di Indonesia.
Hal ini di sampaikan mantan Pimpinan Komisi Pendidikan DPR RI, Dr. H. Ir. A.R. Sutan Adil Hendra, MM, (SAH) ketika berbicara dalam diskusi dampak inflasi terhadap dunia pendidikan di Jakarta, Jumat (3/5) kemarin.
"Tingginya angka inflasi berdampak pada turunnya daya beli masyarakat, dalam hal uni termasuk sektor pendidikan yang akan memasuki tahun ajaran baru Juni 2024 ini," ungkap Anggota Komisi IX DPR RI ini.
Dampak dari ini menurutnya dari berbagai daerah di tanah air banyak anak sekolah yang tidak bisa lanjut study atau putus sekolah.
Sehingga pemerintah harus mulai mengantisipasi meluasnya dampak ini di bidang pendidikan, tegas Anggota Fraksi Partai Gerindra DPR RI tersebut.
"Jika tidak di antisipasi ini akan memicu tingginya angka putus sekolah di Indonesia karena ekonomi yang susah," katanya.
Apalagi inflasi yang terjadi beriringan dengan penurunan harga karet dan sawit di semua sentra produksi di seluruh Indonesia. Padahal dua komoditi perkebunan itu merupakan mata pencarian utama masyarakat kita di Jambi.
Kondisi telah memukul perekonomian masyarakat yang akhirnya berimbas pada dunia pendidikan. "Solusinya kita harus memperbanyak program bantuan pendidikan bagi masyarakat seperti beasiswa dan bantuan tunai lainnya, dengaan harapan bisa menekan angka putus sekolah di semua," pungkas bapak beasiswa Jambi tersebut. (aiz)