iklan Ekowisata lahan gambut di Desa Pematang Rahim, Kecamatan Mendahara Ulu, Kabupaten Tanjabtim yang dikelola Pokdarwis Meranti Rawa.
Ekowisata lahan gambut di Desa Pematang Rahim, Kecamatan Mendahara Ulu, Kabupaten Tanjabtim yang dikelola Pokdarwis Meranti Rawa.

 

JAMBIUPDATE.CO, MUARASABAK– Pemerintah Kabupaten Tanjabtim melalui Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Parbudpora) sedang mengembangkan potensi Hutan Lindung Gambut (HLG) yang berada di Desa Pematang Rahim, Kecamatan Mendahara Ulu.

Kepala Dinas Parbudpora Kabupaten Tanjabtim, Zekki Zulkarnaen, mengatakan bahwa HLG dengan luas 1.185 hektar ini telah disulap menjadi salah satu objek wisata Kabupaten Tanjabtim dibawah naungan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Meranti Rawa. 

"Ya, kita sedang mengembangkan ekowisata lahan gambut untuk dijadikan tempat wisata bagi para pengunjung lokal maupun dari luar," katanya.

Saat ini, lanjutnya, Dinas Parbudpora Kabupaten Tanjabtim telah merampungkan Master Plan dan Detail Engineering Design (DED) Ekowisata Gambut Meranti Rawa. Dimana Master Plan dan DED ini nantinya dapat menjadi acuan bagi Pokdarwis dalam membangun ekowisata hutan gambut. 

"Yang jelas tujuan utamanya adalah menjaga dan melestarikan HLG. Kemudian bonusnya adalah ekowisata. Selain dapat memberikan peluang usaha bagi masyarakat lokal, tidak menutup kemungkinan kawasan ini dapat menjadi primadona pilihan wisatawan lokal maupun mancanegara," harapnya

Terpisah, Ketua Pokdarwis Meranti Rawa, Ahmad Fauzi, menuturkan Pokdarwis Meranti Rawa saat ini terus berbenah diri demi memberikan kenyamanan para pengunjung. Ekowisata Gambut Meranti Rawa kini memiliki jalur tracking, gazebo dan gapura sebagai pintu masuk kawasan ekowisata.

"Kami mendapat dukungan dari Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) dan KKI Warsi, untuk membangun sarana dan prasarana ekowisata di HLG Sungai Buluh ini," katanya.

"Begitu juga dengan Pemkab Tanjabtim dan Pemprov Jambi, yang selalu mensupport kami untuk membangun ekowisata gambut yang sebelumnya terkesan kurang terawat," tambahnya.

Disepanjang jalur tracking, pengunjung dapat menyusuri keindahan hutan gambut masih alami, ekosistem gambut dapat dilihat lebih dekat dengan keanekaragaman hayati khas lahan gambut. Keunikan topografi lahan gambut yang basah, menonjolkan nilai ekologi untuk memberikan edukasi kepada para pengunjung. Belum lagi ditambah dengan suasana yang sejuk dan suara kicau burung, membuat nilai tambah bagi siapa saja yang berkunjung ke Ekowisata Gambut Meranti Rawa.

"Begitu juga dengan keberadaan berbagai jenis hewan yang dapat dijumpai, baik itu berbagai jenis burung hingga hewan buas seperti beruang dan harimau masih ada di kawasan ini," terangnya.

Lokasi ekowisata yang berada persis di pinggir jalan utama desa, dan jarak tempuh dari Kota Jambi yang hanya memakan waktu sekitar 1,5 jam. Membuat Ekowisata Gambut Meranti Rawa, dapat menjadi salah satu pilihan bagi masyarakat yang ingin mencari tempat wisata.

"Konsep pembangunan Ekowisata Gambut Meranti Rawa adalah ekologi dan edukasi. Jadi selain berlibur, pengunjung dapat belajar tentang lahan gambut dan turut melestarikan hutan lindung yang menjadi paru-paru dunia," tukasnya. (lan)


Berita Terkait



add images