Di tengah kepungan hoaks, disinformasi, dan polarisasi opini, jurnalisme hadir sebagai penjernih, penyedia fakta, konteks, dan verifikasi. Jurnalisme bukan sekadar menyampaikan informasi, tetapi juga memeriksa, menguji, dan menimbangnya sebelum disampaikan kepada publik. Ia bekerja untuk kepentingan publik, bukan untuk selera algoritma.
Tanpa jurnalisme yang kredibel, masyarakat akan kehilangan rujukan bersama. Kebenaran menjadi relatif. Opini menjadi pengganti data. Percakapan publik berubah menjadi ruang debat yang penuh kebisingan.
Di tengah banjir informasi, publik perlu menjadi pembaca yang bijak dan kritis. Bertanya sebelum percaya, membaca sebelum menyebarkan.
Karena dalam dunia yang serba scroll dan klik, hanya dengan kesadaran kolektif kita bisa menjaga ruang informasi tetap waras dan sehat.
Scroll. Klik. Percaya. Tapi jangan berhenti di sana.
*) Penulis adalah Dosen UIN STS Jambi dan mantan jurnalis. Kini tinggal di Jambi.
