iklan Warga Kerinci saat memetik jeruk khas kerinci di lokasi agrowisata kerinci.
Warga Kerinci saat memetik jeruk khas kerinci di lokasi agrowisata kerinci.

JAMBIUPDATE.CO, KERINCI – Pulau Tengah, Kecamatan Keliling Danau, Kabupaten Kerinci, dikenal sebagai salah satu kawasan hortikultura unggulan. Jeruk lokal Pulau Tengah dan durian khas Kerinci selama bertahun-tahun menjadi komoditas andalan sekaligus sumber penghidupan masyarakat. 

Namun, kejayaan tersebut kini terus menurun.Secara nasional, durian dan jeruk merupakan komoditas hortikultura bernilai ekonomi tinggi. 

BACA JUGA: Diduga 34 Titik Parkir di Sungai Penuh Bocor, DPRD Soroti Potensi Kebocoran PAD

Jeruk, khususnya jenis Citrus reticulata, dikenal memiliki kulit tipis, mudah dikupas, rasa manis sedikit asam, serta kaya vitamin C. Jeruk ini sempat menjadi komoditas unggulan di Pulau Tengah sebelum akhirnya mengalami kemunduran.

Jeruk Pulau Tengah yang dahulu menjadi primadona kini nyaris tidak lagi dibudidayakan. Sejumlah faktor diduga menjadi penyebab, mulai dari serangan penyakit tanaman, minimnya pendampingan teknis, fluktuasi harga, hingga belum adanya kebijakan perlindungan varietas lokal. 

BACA JUGA: Bupati Bungo Larang Pesta Perayaan Tahun Baru 2026, Sanksi Menunggu Jika Melanggar

Kondisi tersebut mendorong petani meninggalkan jeruk karena dinilai tidak lagi menjanjikan secara ekonomi.

Sementara itu, durian lokal khas Pulau Tengah juga menghadapi ancaman serupa. Masuknya varietas durian dari luar daerah dengan keunggulan cepat panen dan nilai jual tinggi membuat durian lokal semakin terdesak. Padahal, durian lokal Kerinci memiliki karakter rasa dan aroma khas yang menjadi identitas daerah.

Kondisi ini mendapat perhatian dari pemuda Pulau Tengah, Ego Salman. Ia menilai persoalan tersebut tidak hanya menyangkut sektor pertanian, tetapi juga keberlangsungan warisan daerah.

BACA JUGA: Polres Bungo Bekuk Dua Pelaku TPPO, Bos Tempatnya dalam Pengejaran

“Kami tumbuh dengan cerita kejayaan jeruk dan durian lokal. Sekarang, kami menyaksikan komoditas itu satu per satu menghilang. Jika dibiarkan, generasi kami hanya akan mengenalnya dari cerita,” ujar Ego Salman

Ia menegaskan bahwa pembangunan pertanian harus disertai kebijakan nyata yang berpihak pada petani. Menurutnya, petani membutuhkan pendampingan, perlindungan varietas lokal, bantuan bibit, serta kepastian pasar agar tetap bertahan menanam komoditas lokal.

Ego Salman juga mengimbau petani agar tidak sepenuhnya meninggalkan jeruk dan durian lokal. 

BACA JUGA: Dari Ancaman Banjir Menjadi Milyarder, Kisah Suparman Dibalik Proyek Penangan Banjir

“Kami memahami tekanan ekonomi. Namun, jeruk dan durian lokal adalah warisan daerah yang perlu dijaga bersama,” katanya.

Pemuda Pulau Tengah berharap Pemerintah Kabupaten Kerinci segera mengambil langkah konkret, antara lain melalui pendataan komoditas lokal yang masih tersisa, pendampingan budidaya berbasis riset, perlindungan plasma nutfah lokal, serta menjadikan jeruk dan durian lokal sebagai bagian dari strategi pertanian dan agrowisata.

Hilangnya jeruk Pulau Tengah dinilai menjadi peringatan agar durian lokal tidak mengalami nasib serupa. Bagi masyarakat setempat, persoalan ini bukan sekadar soal buah, melainkan menyangkut masa depan petani dan jati diri daerah.(Hdp)


Berita Terkait



add images