PEMBANGUNAN tower di atas Mesjid Nurul Islam yang pembangunannya diprotes oleh warga akhrinya dihentikan untuk sementara waktu. Seperti apa pembangunan Tower setinggi 17 meter itu?
Tidak susah mencari lokasi Mesjid Nurul Islam yang belakangan ini ngtetop dan sering menjadi sorotan media. Pasalnya, sejak pembangunan tower dilakukan di atas mesjid ini, terjadi gejolak di tengah warga.
Sebagian besar warga menolak tower ini dibangun. Bahkan, masalah tower ini sempat dibahas di DPRD Kota Jambi.
Mesjid Nurul Islam sendiri berlokasi di RT 18 Kelurahan Payo Lebar Kecamatan Jelutung, Kota Jambi. Bangunan mesjid berdiri tepatnya di sebelah kantor Pengadaian di Kelurahan Payo Lebar, yang jaraknya tidak jauh dari jalan besar Jelutung, sekitar 30 meter masuk ke dalam lorong.
Sampai saat ini pembangunan Tower di atas Mesjid Nurul Islam sudah hampir 60 persen, namun pembangunan tower ini harus dihentikan untuk sementara karena masyarakat Kelurahan Payo Lebar tidak setuju dengan pembangunannya.
Roy salah satu seorang petugas yang akan membangun Tower di atas Mesjid Nurul Islam mengatakan bahwa sebenarnya dari pihak Kontraktor sudah melakukan sosialisasi kepada warga setempat.
”Sosialisasi sudah empat kali kita lakukan, yang kita undang untuk sosialisasi adalah Lurah Payo Lebar, Ketua RT 18 dan pihak terkait lainnya, namun mereka tidak ada yang hadir pada pertemuan tersebut,” ujar Roy saat diwawancarai media ini. Senin (17/2).
Roy juga menyebutkan bahwa pembangunan Tower ini bukan pembangunan tower seperti tower umumnya, tetapi ini pembangunan manara tower yang tingginya sekitar 17 meter. ”Pembangunan tower ini hanya setinggi 17 meter, kalau tower pada umumnya lebih tinggi lagi, jadi pembangunan ini kami sebut pembangunan manara tower,” sebutnya
--batas--
Kalau tidak ada kendala di lapangan, katanya, paling satu bulan pembangunan ini sudah selesai. Pekerjaan saat ini sudah 60 persen. ”Kita sekarang baru sebatas pemasangan penyangganya saja, dikarenakan alat belum masuk, kubah dan selubung untuk samupalase belum kita pasang,” ungkapnya
Ia menambahkan, pemasangan kubah dan selubung ini, masih menunggu penyelesaian dilapangan terkait protes warga RT 18 yang tidak setuju pembangunan manara tower ini. ”Kalau warga sudah mendapat penjelasan yang benar apa yang kami bangun disini dan dari pihak perizinanpun sudah berjalan kembali, baru pembangunan ini akan kita lanjutkan,” tandas Roy kepada media ini.
Terpisah, Heri salah satu pengurus pembangunan Mesjid Nurul Islam saat diwawancarai Jambi Ekspres terkait berdirinya bangunan tower tersebut, mengatakan bahwa pegawai Mesjid sudah mengundang warga untuk pertemuan membahas masalah pembangunan Tower ini. ”Warga tidak ada yang datang. Ini bukan untuk kepentingan Pribadi, akan tetapi untuk kepentingan bersama, semua uang hanya untuk mesjid,” katanya
Pengurus Pembangunan Mesjid Nurul Islam ini juga menyebutkan bahwa Pembangunan tower di stop untuk sementara, karena ada instruksi dari Walikota, menjelang penyelesaian di lapangan. ”Kalau penyelesaian dilapangan, baru kita akan melanjutkan pembangunannya,” tandas Heri.
Sebelumnya, warga dua RT yakni RT 17 dan RT 18 Kelurahan Payo Lebar Kecamatan Jelutung kemarin protes dengan berdirinya tower setinggi 17 meter di atas Mesjid Nurul Islam.
Trisno, Ketua RT 18 Kelurahan Payo Lebar menjelaskan, memang ketua RT yang berdekatan dengan mesjid itu tidak menyetujui berdirinya tower tersebut. ‘‘Kami dua RT yang berdekatan tidak setuju. Selain itu kita tidak tau tower apa ini, yang jelas kami heran tanpa ada persetujuaan kami lihat sudah berdiri saja tower ini,’‘ terang Trisno.
Namun demikian, sambungnya, warga RT 18 memang pernah diundang untuk membahas pembangunan tower itu, namun warga tidak mau datang karena tidak setuju. ‘‘Kami memang pernah diundang pegawai mesjid untuk mengadiri pertemuan ini, tapi kami tidak setuju. Kami minta ini diturunkan lah,’‘ harapnya.
Sementara itu, Ibu Eni Warga Rt 18 juga mengungkapkan hal yang sama, mereka tidak tau tower yang tiba-tiba saja berdiri diatas mesjid tanpa ada persetujuan warga setempat. ‘‘Semua warga tidak ada yang setuju, kami juga tidak tahu tower apa itu, tiba-tiba saja ada,’‘ ujar Eni.
Penulis : DEDI AGUSPRIADI, jambi ekspres