Rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tebo terus mengalami kemajuan. Saat ini, konsorsium yang ditunjuk menjadi inisiator pembangunan mulai menjajaki pembuatan pra fasibility study (FS).
Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPM & PPT), Hefni Zen mengatakan, saat ini konsorsium sudah turun untuk membuat pra FS PLTU Tebo tersebut. “Mereka diberikan waktu hingga Maret ini,” ujarnya.
Selanjutnya, konsorsium kemudian melaporkan hasil pra FS ke Bappenas untuk dicatatkan dalam buku P3. Kemudian, baru bisa dibuat FS nya. “Kalau kita melihat perkembangannya yang kian maju, kemungkinan akhir tahun nanti sudah bisa ditenderkan,” jelasnya.
Untuk tender sendiri, jelas dia, akan dilakukan di daerah. Sebab, konsorsium meminta gubernur Jambi menjadi inisiator penggagas pembangungan PLTU Tebo sekaligus sebagai penanggung jawab. Artinya, jika ada kendala atau kerja konsorsium lamban, gubernur bisa menekan atau mempertanyakan hal tersebut. “Gubernur setuju menjadi inisiator dan penanggungjawab, karena itu tender akan dilakukan didaerah,” kata Hefni Zen.
Nantinya, gubernur akan membentuk tim lagi untuk pembentukan panitia lelang. Nantinya, tim tersebut bisa saja diketuai oleh asisten, Bappeda atau dinas ESDM. “Jadi nantinya mereka yang akan mengurus segala sesuatunya,” ujarnya.
Termasuk, jelasnya, mengenani adanya kendala di daerah. Misalkan, didaerah Tebo nantinya akan ada pembebasan lahan untuk pembangunan pabrik PLTU tersebut, maka tim inilah yang nantinya diturunkan.
Seperti diketahui, di Kabupaten Tebo, akan dibangun PLTU dengan bahan bakar batubara rendah kalori. Perusahaan Konsorsium yakni Korea-East Power (KOSEP) dan PT Tebo Agung menjadi perusahaan yang menginisiatori pembangunan tersebut.
Proyek PLTU di Kabupaten Tebo ini, berkapasitas 200MW X 2, dengan nilai investasi sekitar USD 750 Juta atau sekitar Rp 8 Triliun. Sebelumnya, telah dilakukan kesepakatan MoU antara Presiden RI dan Korsel untuk pembangunan tersebut.
sumber: jambi ekspres
