SURUTNYA sungai Batanghari memberikan banyak dampak negatif bagi masyarakat. Selain warga kesulitan mendapatkan pasokan air bersih, petani kerambah yang memanfaatkan sungai sebagai tempat berusaha juga mengeluh
Tak banyak aktifitas yang terlihat ketika harian ini mengunjungi kawasan Kelurahan Buluran Kenali, Kecamatan Telanaipura, kemarin. Di lokasi ini, memang masih banyak warga yang memanfaatkan aliran sungai Batanghari untuk berusaha sebagai petani kerambah.
Ada berbabagi jenis ikan yang dipeliharan oleh petani kerambah di lokasi ini, utamanya ikan nila dan beberapa jenis lainnya. Salah satu petani kerambah yang berhasil di jumpai media ini di sekitar kawasan ini menjelaskan, surutnya air sungai Batanghari memang berdampak terhadap usaha mereka.
Dijelaskan Amri, salah satu warga, saat air dangkal, kerambah memang harus digiring agak ke tengah sungai. “Kalau tidak ikan yang ada di kerambah bisa mati karena memang air sudah mulai surut,” jelasnya.
Selain itu, merawat ikan di keramba katanya, bukan mudah. Untuk merawat ikan yang dibudidayakan di kerambah memang membutuhkan perhatian. “Terutama soal makanannya,” sebutnya.
--batas--
Dia mengeluhkan, saat ini, banyak bibit ikan yang baru akan diternak mati mendadak. Tak diketahui pasti apa penyebabnya, namun dia menduga memang karena air yang pasang surut. “Kemarin air surut dan sampai satu bulan sudah tak pernah hujan. Kemudian akhir minggu lalu kan hujan, air sungai lalu naik. Saat itu banyak bibit ikan yang mati,” sebutnya.
Akibatnya, petani keramba tentunya mengalami kerugian. Paslanya, untuk membeli bibit ikan mereka harus merogoh kocek yang tak kecil. Hanya saja, saat ditanya kerugian yang dialami, dia tak mau menyebutkan nominalnya.
Terpisah, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi, Saifuddin kepada harian ini mengaku, memang sudah menerima laporan soal adanya bibit ikan yang mati. Hanya saja, dia mengaku, laporan itu bukan dari dalam Kota Jambi. “Memang ada saya mendapatkan laporan soal bibit ikan warga yang mati, tapi di kawasan Sungai Duren,” akunya kepada harian ini.
Dia menerangkan, secara umum, kondisi saat ini masih bisa dikatakan normal. “Kemarin memang ada di Sungai Duren itu bibit yang dimasukkan mati karena air dari surut ke pasang,” ujarnya.
Hanya saja, dia mengaku tak tahu pasti berapa jumlah bibit yang mati. “Saya belum terima laporan pasti,” katanya.
Soal apa langkah yang akan dilakukan oleh Pemprov, dia mengaku akan mengkajinya lebih dahulu. “Hanya ada gambaran seperti itu. Yang jelas kali ini kondisi secara umum masih aman,” tandasnya.
Penulis: WISMAN WAZIR, jambi ekspres