iklan
Bank Indonesia Provinsi Jambi masih gencar untuk menepis keberadaan uang palsu (upal) ditengah masyarakat. Salah satunya, dengan terus memberikan sosialisasi terutama kepada masyarakat yang berada jauh dari akses perbankan.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Perwakilan BI Jambi, V Carlusa saat melakukan bincang-bincang bersama sejumlah wartawan, Selasa (18/3). “Memang terjadi peningkatan yang signifikan peredaran uang palsu di bulan Maret. Namun jangan dikaitkan dengan pesta politik yang bakal berlangsung,” ujarnya.

Berdasarkan datanya, sampai dengan Maret 2014 sudah ditemukan sebanyak 577 lembar Upal yang beredar di masyarakat. Untuk bulan Januari, sebanyak 22 lembar pecahan Rp 100 ribu dan 8 lembar pecahan Rp 50 ribu. Pada bulan Februari sebanyak 46 lembar pecahan Rp 100 ribu dan 6 lembar pecahan Rp 50 ribu.

Sedangkan di bulan Maret, ditemukan 503 lembar upal yang ditemukan dengan pecahan Rp 100 ribu. “Untuk peredarannya sampai saat ini memang lebih banyak ditemukan di luar kota seperti wilayah Bungo,” paparnya.

Sementara berdasarkan data secara nasional, sejak awal tahun telah ditemukan sebanyak 11720 lembar dengan persentase terbesar pecahan Rp 100 ribu.

Ditanya mengenai peningkatan uang palsu terkait akan diadakannya pesta demokrasi dalam waktu dekat, Carlusa mengatakan untuk saat ini peredaran uang palsu tak terlalu dikaitkan dengan Pemilu. Memang untuk beberapa tahun lalu peredaran uang palsu marak saat akan mendekati pemilu.  

Namun seiring berjalan masyarakat sudah semakin faham dengan kehadiran uang palsu di masyaraakt, terutama masyarakat perkotaan yang sudah kerap menerima informasi mengenai keaslian uang rupiah.

Untuk meminimalisir keberadaan uang palsu, Bank  Indonesia Provinsi Jambi kerap mengadakan sosialisasi ke berbagai instansi dan kalangan masyarakat serta menjalin kerjasama dengan pihak kepolisian. “Namun BI tetap menghimbau kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap peredaran uang palsu,” tuturnya.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait



add images