iklan
SUNGAIPENUH, Puluhan mahasiswa yang menamakan dirinya Aliansi Mahasiswa Kerinci-Sungaipenuh melakukan unjukrasa di kantor Walikota Sungaipenuh, Kamis (20/3). Mereka mempertanyakan kinerja Walikota Sungaipenuh, Asafri Jaya Bakri selama 4 tahun menjabat.

Vice, salah satu orator dalam aksi itu mengatakan, selama 4 tahun masa kepemimpinan Asafri Jaya Bakri, banyak pembangunan yang belum terealisasi. “Pembangunan mana yang dipikirkan Walikota, hanya membangun kantor Walikota saja. Jalan dibangun tiga bulan rusak,” ujarnya.

Kemudian dalam penerimaan CPNS, diduga banyak kecurangan. Untuk itu mereka meminta Walikota Sungaipenuh untuk tidak menandatangani SK calon CPNS 2013 yang masih bermasalah dan saat ini masih menjalani proses hukum. 

“Sebelum ada kepastian hukum terhadap permasalahan Jeje Biantara yang diduga menggunakan ijazah palsu dan Novi yang diduga tidak mengikuti tes CPNS, SK mereka kami minta tidak ditanda tangani,” ucapnya.

Pendemo juga menilai visi misi Walikota untuk mewujudkan Kota Sungaipenuh yang maju dalam ekonomi dan terdepan dalam pendidikan belum terealisasi sepenuhnya. “Ekonomi kita belum maju, terbukti dengan masih bergantung dengan pajak. Pendidikan juga belum optimal, karena masih banyak pengangguran di Sungaipenuh,” tandasnya.

Mengenai Kota Sungaipenuh menjadi green city, pihaknya mempertanyakan apakah Kota Sungaipenuh masuk dalam kriteria green city. Lalu pembangunan infrastruktur di Kota Sungaipenuh banyak yang tidak jelas perencanaannya dan tata ruangnya. “Seperti pembangunan trotoar yang berbeda-beda. Ada yang pakai marmer, ada yang disemen saja,” tandasnya.

Wakil Walikota (Wawako) Sungaipenuh, Ardinal Salim akhirnya menemui masa. Kepada mahasiswa, Wawako mengatakan, untuk kasus CPNS pihaknya mempercayakan kepada Kepolisian untuk memprosesnya.

Wakil Walikota menjamin SK CPNS yang bermasalah tidak akan ditandatangani sebelum adanya kepastian hukum. Terkait visi dan misi yang belum terealisasi sepenuhnya, Wawako menyebut, seperti masalah pengangguran, semua daerah mengalami masalah penggangguran. “Kita menyadari Kota Sungaipenuh tidak punya pabrik dan perusahaan untuk menyerap tenaga kerja. Untuk itu kita berusaha memudahkan investor datang ke Sungaipenuh,” ucapnya.

Mengenai Kota Sungaipenuh sebagai Kota green city, menurutnya adalah berdasarkan kajian dengan ITB. “Kalau jadi kota Metropolitan tidak bisa, karen jumlah penduduk kita kecil, SDM juga kecil. Sehingga Kota Sungaipenuh cocoknya jadi kota green city, kota yang ramah lingkungan,” ujarnya.

“Green city yang dimaksud bukan kota hijau, tapi Kota yang ramah lingkungan, peduli dengan sampah, peduli sanitasi, sungai dan lainnya,” tambahnya.

Sementara soal banyaknya proyek yang tidak sesuai, dirinya mengaku mendapat laporan bahwa ada warga yang terjatuh trotoar yang menggunakan marmer, karena licin. “Di daerah terbuka yang kena curah hujan kok trotoar pakai marmer,” ujarnya.

Dia juga mengakui banyak pekerjaan banyak yang tidak sesuai spek. Untuk itu pihak ketiga yang bekerja tidak sesuai spek sudah diperiksa BPK sudah diminta pengembalian uang. “Karena volumenya kurang uang kembalikan ke kas negara. Pihak ketiga sudah black list, tidak akan kita pakai lagi,” pungkasnya.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait



add images