iklan
Pembangunan fly over di kawasan Simpang Mayang harus dilaksanakan untuk mengurai kemacetan yang selalu terjadi di ruas jalan ini pada saat jam sibuk. Jika tidak dilaksanakan, diperkirakan, ruas jalan ini dalam beberapa tahun mendatang akan macet total.

Namun, pembangunannya harus dilakukan dengan disertai pelebaran ruas jalan. Jika tidak, pembangunan fly over sama saja tak ada artinya, karena tetap akan menciptakan kemacetan. Hal ini disampaikan Kepala Bappeda Provinsi Jambi, Fauzi Anshori belum lama ini.

Dikatakannya, sampai saat ini, Pemprov masih berupaya untuk melakukan pembangunan fly over tersebut. “Sesuai rencana yang disusun, mulai masterplan disusun 2012 dan DED-nya juga sudah siap, namun sekarang terkendala pembebasan lahan,” ujarya.

Menurutnya, Pemkot Jambi sudah memfasilitasi masyarakat untuk mesosialisasikan soal rencana pembangunan ini. “Namun belum disepakati saat ada pertemuan dengan Walikota dan masyarakat saat itu memang. Saya mendapatkan surat tembusan mengatasnamakan warga, ada 10 orang yang menandatangani itu dengan terang-terang menolak,” katanya.

“Ya kalau menolak, kami pada posisi menunggu. Kalau tidak dilebarkan yang jelas, secara tekhnis tak fisibel pembangunan itu. Dia hanya membutuhkan lahan untuk supaya kondisi eksisting jalan dari Simpang Rimbo menuju Kota Jambi bisa fungsional. Kalau tidak ya terlalu sempit jika dipaksanakan dengan lebar jalan yang ada dan dibangun fly over,” sambungnya.

Oleh karenanya, dia memastikan, pembangunan fly over jika dipaksakan akan menambah persoalan baru. “Dipastikan bukan mengurangi kemacetan, namun menambah kemacetan,” tegasnya.

Menurutnya, anggaran untuk pembebasan lahan sudah dianggarkan Pemprov Jambi. “Pembangunan fly over rencananya di perubahan anggaran, namun dengan catatan lahan clean and clear. Tapi ternyata lahan ini belum ada kesepakatan. Seharusnya Maret atau April kita itu sudah dapat informasi bahwa lahan clear, baru bisa dimasukkan anggaran fisiknya,” ujarnya.

“Kita berharap, masyarakat juga ikut berfikir Jambi untuk ke depan, 5 sampai 10 tahun ke depan akan ada stagnasi di beberapa ruas jalan seiring pertumbuhan kendaraan,” lanjutnya.

Ditanya kenapa Pemprov ak mengambil kebijakan untuk menekan pertumbuhan kendaraan? Dia menjelaskan, hal itu tak bisa dilakukan. “Karena itu menyangkut teori ekonomi, ada suplay and demand sehingga itu terjadi. Jadi pemerintah bertugas bagaimana meningkatkan pelayanan infrastruktur yang dapat mengantisipasi terjadinya kemacetan. Harus ada upaya melakukan rekayasa lalu lintas sekrang, namun waktunya terbatas dengan adanya pertumbuhna  kendaraan, pertambahan penduduk, barang dan jasa, aktifitas ekonomi, maka perlu akses jalan yang baik,” ujarnya.

Diterangkannya, Fly over nantinya akan dibangun dari depan Grand Hotel sampai Tugu Juang. “Kalau tak dilebarkan, hampir tidak mungkin dibangun fly over karena jalan menjadi sempit,” pungkasnya.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait



add images