Mendekati Pemilu 09 April, partai politik dan para Caleg semakin gencar
melakukan beragam manuver politik. Salah satunya dengan mengumbar janji
dan program saat melakukan sosialisasi.
Tuntutan politik yang kerap berawal dari ketergantungan politisi
terhadap konstituen sehingga melakukan hal tersebut, dinilai tidak
memberikan banyak peningkatan elektabilitas bagi partai maupun para
Caleg di mata masyarakat.
Pengamat Politik Jambi, Jafar Ahmad saat dimintai tanggapannya
mengatakan, efektivitas janji-janji politik dan program ini tergantung
bagaimana dan dengan siapa disampaikan.
“Kalau disampaikan kepada pemilih yang tidak pernah menerima janji
politik itu akan menjadi efektif. Karena ada harapan yang ditanamkan
Caleg. Tetapi kalau sudah sering kali dijanjikan dan tidak ditepati ini
menjadi tidak efektif,” katanya.
Namun menurut Jafar, dalam pesta demokrasi belakangan ini, masyarakat
sudah seringkali diberikan janji politik dan tidak ditepati. Baik itu
saat Pemilu Legislatif maupun pada saat Pilkada. Dengan demikian janji
politik dan program yang gencar disampaikan partai dan Caleg saat ini
menjadi kurang efektif. Ditambah lagi tidak ada jaminan bahwa janji yang
diucapkan peserta Pemilu dapat terealisasi jika kemenangan sudah diraih
oleh yang bersangkutan. “Masyarakat ini sudah seringkali dijanjikan dan
jarang ditepati,” katanya.
--batas--
Selain itu, manuver-manuver politik yang dilakukan para Caleg dengan
seolah-olah dekat dengan konstituen dan akan membantu konstituen,
sebenarnya ingin membangun citra di tengah konstituennya bahwa merekalah
yang layak untuk dipilih, padahal belum tentu.
“Sulit juga untuk pemilih membayangkan program untuk menjadi kenyataan,
pengaruhnya itu kecil. Kecuali bagi kelompok tertentu seperti kalangan
terdidik itu akan bermanfaat. Tapi bagi masyarakat umum itu belum
terlalu signifikan, yang mereka tahu itu apa yang dipilih sekarang dan
apa yang mereka dapatkan sekarang,” imbuhnya.
Ditambahkannya, ada dua opsi yang bisa dilakukan Caleg untuk mendongkrak
elektabilitasnya. Pertama memberikan bukti secara nyata dengan
memberikan uang atau barang kepada pemilih, meskipun sebenarnya ini
salah. Kedua sejak jauh-jauh hari Caleg harus mulai memupuk ikatan
dengan pemilih.
“Karena kalau kita tidak bisa memberikan barang atau uang, kita harus
bisa menjadi harapan bagi mereka. Bagi yang tidak melakukan salah
satunya bahkan keduanya yakinlah itu tidak akan dipilih. Apalagi bagi
yang turun ke masyarakat hanya saat Pemilu saja,” pungkasnya.
Sumber : Jambi Ekspres