iklan TERGENANG: Akibat jebolnya tembok RSJ, air mengalir menggenangi rumah warga
TERGENANG: Akibat jebolnya tembok RSJ, air mengalir menggenangi rumah warga
Warga Perumahan Wisma Bunga di Kawasan Pattimura yang berbatasan langsung dengan Rumah Sakit Jiwa Jambi kembali kebanjiran. Banjir ini terjadi setelah hujan deras dengan durasi cukup lama dini hari Kamis (10/04).

Selain itu, tembok pembatas RSJ yang sudah jebol membuat air yang tergenang di pekarangan RSJ mengalir bak air bah ke perumahan. Hal ini dibenarkan oleh salah seorang warga Perumahan Wisma Bunga RT 50 Hadi.

‘’Tembok pembatas RSJ sudah jebol, sehingga air tergenang di perumahan warga. Kejadian kemarin, sama persis dengan kejadian Desember lalu,’’ jelasnya.

Hadi menjelaskan, saat hujan deras turun, air yang tergenang di kawasan RSJ dihadang oleh tembok pembatas. Namun, lama kelamaan tembok itu jebol karena air yang tertampung semakin banyak. Tidak ada parit untuk air hujan keluar sehingga membuat tembok jebol.

Lebih lanjut, tidak hanya persoalan banjir, dia mengatakan di Rt 12, masyarakat juga sudah lama mengeluhkan sumur yang tercemar. Warga khawatir, sumur yang tercemar itu adalah dampak dari limbah yang dikeluarkan oleh RSJ.

Warga, kata Hadi  sudah bertemu dengan pihak RSJ untuk membiacarakan persoalan tersebut. Dalam pertemuan itu, warga dijanjikan akan melakukan perbaikan yang realisasinya seharusnya pada bulan Februari.

“Ketika itu yang menjanjikan adalah salah satu pejabat RSJ, karena Dirut sedang sakit. Ternyata sekarang bapak yang menemui kami katanya sudah dimutasi,”  ucapnya.

Ketua RT 50 Hisban Nasri menambahkan,  warga meminta pihak RSJ secepatnya membuat pagar dan got untuk aliran air, sebab hal ini sudah meresahkan warga sejak enam tahun silam. Bahkan, kemarin pagi, warga sempat mendatangi RSJ.

‘’Pagi ini kami mengalami kebanjiran hingga ketinggian 30 meter,”ungkapnya.

Menurutnya, pihak RSJ melalui Dirut Keuangan sudah berjanji kepada warga ketika melakukan pertemuan pada desember tahun lalu dan akan merealisasikan membuat pagar sepanjang 195 meter dan got sepanjang 250 meter, akan tetapi hingga kini belum ada tindak lanjutnya.

Direktur Utama RSJ Daerah Jambi, Hernayawati ketika dikonfirmasi mengatakan sudah meninjau lokasi keluarnya air tersebut. Dan dia mengakui kejadian ini sudah berkali-kali terjadi. Masalahnya, Hernayawati mengatakan yang membuat jebol tembok itu adalah air hujan, sementara parit untuk air hujan keluar belum ada.

“Ini sudah sering terjadi. Solusinya adalah akan dibuat parit yang lebih besar untuk menampung air hujan dan mengeluarkannya,” terang Hernayawati.
--batas--
Lanjut Hernayawati, parit yang dimiliki oleh RSJ adalah parit untuk mengalirkan air limbah yang sudah diolah. Dialirkan melalui gorong-gorong di bagian lain dari sisi RSJ. “Ada parit, tapi untuk air limbah setelah diolah oleh mesin IPAL dan masuk ke kolam retensi. Itu ukurannya ya sesuai dengan keperluan RSJ. Nanti dialirkan melalui paralon,” sebutnya.

Sedangkan untuk parit prnampung air hujan ini sendiri, pihaknya harus berkoordinasi dengan pihak PU Provinsi. Karena untuk pengadaan drainase lingkungan. Disebutkan dengan hasil pertemuan dengan warga sebelumnya, Hernayawati mengatakan memang belum tuntas. Karena untuk rehap butuh proses dan tidak bisa sekaligus.

RSJ, katanya, hampir memiliki luas 10 hektar. Dan untuk perbaikan pagar tidak bisa sekaligus, begitu juga dengan parit. Usulan itu masuk untuk APBD 2014, dan hingga saat ini prosesnya masih berjalan.

“Sekarang lagi proses lelang, ini kan uang negara tidak bisa langsung-langsung saja,” tukasnya. Untuk perbaikan pagar sendiri, tahun ini hanya akan dilakukan sepanjang 195 meter. Kemudian parit sepanjang sekitar 250 meter.

Terkait dengan sumur warga yang teremar, Hernayawati mengatakan sumur warga di RT 12 terletak 10 meter dari kolam retensi. Dia juga tak habis pikir kenapa bisa tercemar. Karena, kolam retensi tersebut merupaka kolam yang menampung air yang sudah diolah oleh mesin IPAL.

“Air disana bukanlan air limbah langsung, karena sudah diolah. Di kolam retensi itu ada ikan yang hidup, dan ada kangkung juga. Tapi kita serahkan ke BLHD untuk menentukan kenapa bisa dikatakan teremar,” tandasnya.

Sumber : Jambi Ekspres

Berita Terkait



add images