iklan
SUNGAIPENUH, Pelaksanaan pleno rekapitulasi suara Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Sungaipenuh yang dilaksanakan pada Minggu (20/4) kemarin berlangsung memanas.

Memanasnya suasana pleno, karena banyak terjadinya dugaan kecurangan, sehingga menyebabkan Caleg dan Parpol sama-sama menyampaikan keberatan, terlebih selisih suara sangat tipis.

Di Kecamatan Koto Baru Rawang misalnya, hasil pleno yang dilaksanakan PPK, tidak sesuai dengan C1 yang dipegang oleh Parpol, sehingga mereka minta plano di KPPS kembali dibuka dan di cek ulang.

“Semua Parpol keberatan dan meminta pengecekan ulang. Malam tadi PPK sepakat cek ulang, sesuai dengan rekomendasi dari KPU dan Panwaslu, namun setelah sampai di KPU, mereka malah tidak mau lagi,” kata salah satu saksi di Kecamatan Koto Baru.

Akibat adanya protes tersebut, pleno KPU Kota Sungaipenuh, yang dilaksanakan di hotel Mahkota, terpaksa dipending selama beberapa jam, akibat kotak suara tertahan di sekretariat KPU. Sedangkan puluhan warga memenuhi kantor KPU Sungaipenuh.

Untuk meredam keributan tersebut, puluhan personel Polres Kerinci dan Brimob terpaksa diturunkan ke lokasi. Bahkan Kapolres Kerinci, AKBP A Mun’im, juga terlihat datang ke KPU untuk memastikan pengamanan maksimal.

Namun setelah dilakukan perundingan, akhirnya pelaksanaan pleno KPU bisa kembali berjalan, dengan kesepakan untuk kecamatan pesisir bukit dibahas belakangan, sambil menunggu perbedaan pendapat bisa diselesaikan.

Sehari sebelum pleno dilakukan, juga sempat terjadi keributan di sekretariat KPU Kota Sungaipenuh. Bahkan, beberapa timses dikabarkan sempat saling kejar. Beruntung suasana berhasil dikendalikan oleh petugas keamanan. “Tadi sudah ada timses yang saling kejar,” ungkap staf di KPU Sungaipenuh.
--batas--
Itu dikarenakan adanya informasi KPU akan melaksanaan pemungutan suara ulang di Desa Koto Pudung, Kecamatan Tanah Kampung. Ini sesuai dengan rekomendasi dari Panwaslu Kota Sungaipenuh.

Mendengar informasi itu, Caleg dari PPP, Andi Oktavian, yang sudah unggul tiga suara dari Golkar dalam perebutan kursi terakhir, bersama sejumlah pendukungnya langsung mendatangi kantor KPU. Dia menilai, pelaksanaan PSU sangat merugikan partainya, yang hanya unggul tiga suara dari Golkar. “Saya tidak mau karena kesalahan penyelenggara, malah partai yang dirugikan,” ujar Andi, ditemui di KPU Kota Sungaipenuh

Dia mengaku, adanya rencana PSU, lantaran adanya surat suara salah Dapil dan sudah di coblos. Setelah mendapatkan protes dari Parpol, KPU dan Panwas akhirnya melaksanakan pertemuan, yang hasilnya tidak melakukan PSU di Desa Koto Pudung, dan langsung melaksanakan pleno pada Minggu (20/4).

Keputusan KPU yang tidak jadi melaksanakan PSU, ditanggapi keras oleh Mat Bur, salah satu timses kandidat. “Kemarin KPU sudah mengumumkan akan melakukan PSU di Koto Pudung hari minggu, namun ternyata mereka diam-diam melaksanakan pleno,” ungkapnya.

Atas tindakan tersebut, dia juga mengancam akan membawa massa dalam jumlah besar ke KPU Sungaipenuh. “Kami akan mendatangi KPU, jika pleno tetap mereka laksanakan,” sebutnya.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait



add images