Mengekspresikan diri bisa melalui tulisan, lagu maupun seni peran. Teater kini menjadi salah satu seni peran yang digemari para remaja. Tak terkecuali para mahasiswa jurusan sastra Indonesia di Universitas Jambi. Bagaimana mereka memulai karir di panggung teater ?
Siang, Rabu (23/4), meski cuaca diluar panas, di dalam gedung teater taman budaya Jambi, suasananya tetap gelap. Dengan lampu remang dan ruang dingin ber AC. Di atas pentas itu, 12 perempuan muda menggunakan dandanan yang kontras. Ada yang menggunakan kebaya, baju mandarin, bergaya british, dan beberapa gaya lainnya.
Mareka adalah mahasiswa Unja yang tergabung dalam kelompok teater Kuju Jambi. Mereka sedang mementaskan salah satu pagelaran dengan judul “Konggres Unggas”.
Beberapa adegan diperagakan, beberapa mimik wajah diperlihatkan. Dengan background musik tradisional, pementasan mereka bisa dibilang cukup bagus.
“Konggres unggas, menceritakan wanita wanita yang tidak mau diselingkuhi. Jadi para wanita itu mengadakan konggres, mereka berasal dari berbagai suku dan Negara serta budaya yang berbeda,”ujar Widia, usai pagelaran.
Rupanya, diakhir cerita, peserta yang banyak bicara dalam konggres unggas tersebut, dialah yang lebih dulu menghianati hasil konggres dengan melakukan selingkuh.
“Intinya, yang besar bicaranya, belum tentu dia yang kuat komitmenya, kadang malah dia yang duluan melanggar. Seperti itulah kadang kehidupan nyata,”tambah Widia.
Konggres Unggas, memang penampilan perdana Kuju Jambi. Apalagi dengan jumlah penonton yang cukup banyak dan disaksikan pula oleh Gubernur Jambi Hasan Basri Agus (HBA).
Kuju Jambi sendiri, baru terbentuk pada 20 Desember 2013 yang lalu. Dibawah asuhan Teater Air dan beberapa senior teater Jambi, Kuju Jambi terus menunjukkan kualitasnya.
Kuju Jambi kini memiliki 17 orang anggota. Mereka mahasiswa dari berbagai Fakultas di Unja, meski yang mendominasi adalah jurusan Sastra Indonesia.
--batas--
Untuk mengasah keterampilan berseni peran, para anggota Kuju Jambi rutin mengadakan latihan di Taman Budaya Jambi. “Ia, kami rutin latihan di sini (TBJ),”sebut Riza, anggota Kuju Jambi lainnya.
Kuju Jambi, menurut dia, merupakan tempat menyalurkan bakat, baik bakat musik, sandiwara dan seni peran. “Apalagi kami jurusan sastra,”terang Riza.
Untuk melakukan pagelaran teater, Kuju Jambi bekerjasama dengan beberapa sutradaranya, salah satunya Sean Popo Hardi.
”Dia yang menjadi sutradara kami saat ini, beberapa judul pementasan, sudah mulai kami garap,”sebutnya.
Dari Kuju Jambi, rupanya para generasi muda Jambi ini, ingin meniti cita-cita yang labih tinggi. Mereka tidak hanya sebatas penampilan di pentas. Namun, labih jauh, mereka ingin membuat film atau menjadi pemain teater profesional. “Tentu kami punya cita-cita itu, kami ingin memajukan budaya Jambi juga dalam dunia seni peran,”tutup Riza.*
penulis : WAWAN NOVIANTO, Jambi Ekspres