iklan
Jumlah penduduk Kota Jambi semakin memperlihatkan peningkatan. Data di Dinas kependudukan dan Catatan Sipil  (Dukcapil) Kota Jambi, warga Kota Jambi saat ini berjumlah lebih dari 600 ribu jiwa.

Wali Kota Jambi, Sy Fasha yang dikonfirmasi mengatakan,  melonjaknya data jumlah penduduk itu dikarenakan ada yang terdata lebih dari satu. Misalkan, dulunya warga A tinggal di Telanai, sekarang tinggal di Kotabaru, dan tentunya tercatat di Telanai dan Kotabaru. Sementara sewaktu pindah lalu, warga itu tidak melapor dan menghapus data penduduk itu.

Selain pindah, ada juga warga yang sudah meninggal, namun masih terdata di Dukcapil, sebab keluarga yang ditinggalkan enggan melapor ke Dukcapil, Lurah maupun RT setempat. "Jadi datanya banyak yang double," ungkap Fasha.

Untuk itu, Fasha menyampaikan kepada semua RT dan lurah di Kota Jambi, bila ada warga yang baru pindah agar meminta kepada warga itu surat pindah dari tempatnya yang lama.

"Kita juga mengintruksi agar ketua RT untuk mencatat ulang siapa saja warganya yang tinggal disana, dan kemudian melaporkan kepada Lurah atau Dukcapil. Hal itu agar tidak terjadi lagi data ganda," ungkap Fasha.

Lebih lanjut, Fasha mengharapkan, sebelum Pemilihan presiden (Pilpres) nanti, semua data itu sudah selesai, sehingga data untuk pemilih tetap bisa ditetapkan, dan tidak lagi menggunakan data lama.

Sementara itu, Kepala Dukcapil Kota Jambi, Obliyani, ketika dimintai keterangan terkait hal ini membenarkan jika saat ini banyak data ganda. Obliyani menyebutkan, rencananya dalam waktu dekat ini, pihaknya akan melakukan pemutakhiran data kependudukan.

"Sekarang staf saya masih di Jakarta untuk mengambil data-data kependudukan yang tercatat saat ini, setelah itu nanti baru kita pemutakhiran data," ujar Obliyani, Rabu (7/5).

Pemutakhiran data sendiri, kataa Obliyani, nantinya berupa pemerinan data warga dimasing-masing RT, kemudian ditugaskan RT untuk menyesuaikannya, jika warga didalam buku prinan Dukcapil ada namun di RT tidak ada, maka data itu dicoret. Dan jika bertambah, maka harus ditulis kembali, berapa tambahannya.

"Yang dulunya sekolah cuman tamatan SMA atau tidak sekolah, sekarang sudah tamatan perguruan tinggi. Ini juga harus disesuaikan," pungkasnya.


Sumber : Jambi Ekspres

Berita Terkait