iklan
penderita gizi buruk di Provinsi Jambi masih terbilang tinggi. Hal ini diakui Gubernur Jambi, Hasan Basri Agus, kemarin usai Umar membuka langsung rapat koordinasi camat se Provinsi Jambi triwulan pertama tahun 2014 bersama Wakil Gubernur Jambi, fachrori Umar, Senin (19/5).

Dia mengatakan rakor camat merupakan satu diantara rapat yang strategis untuk mengetahui berbagai permasalahan di masyarakat yang perlu penanganan dari pemerintah provinsi. Dia menerangkan, salah satu yang menjadi perhatian adalah masalah gizi buruk ini.

Disamping juga pelaksanaanya bedah rumah dan juga infrastruktur jalan. "Banyak masalah kita dapati ada beberapa daerah masih melaporkan tingkat gizi buruk masih besar. Tapi tahun 2013 sudah jauh berkurang dan termasuk bedah rumah dan jalan nanti kita inventarisir dan minta biro pemerintahan menyerahkan ke SKPD yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti baik jangka pendek atau jangka panjang dianggarkan pada perubahan atau 2015 mendatang," katanya.

Untuk penanganan gizi buruk, dia meminta agar pihak kabupaten juga berkoordinasi dengan Pemprov Jambi untuk penanganannya. Diharapkannya, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jambi Andi Pada untuk terus memantau dan juga ikut menekan angka gizi buruk di Provinsi Jambi. "Dinas kesehatan juga berkoordinasi dengan dinas kesehatan kabupaten/kota," katanya.

Andi Pada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jambi mengatakan, di Provinsi Jambi gizi buruk tercatat sebanyak 103 kasus. Sebanyak 85 diantaranya telah membaik. "Sisa 20-an lagi yang perlu ditangani, kalau penyebabnya kemiskinan yang masih tinggi, dan kelainan bawaan dari lahir, infeksi, penyakit jantung dan juga Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)," katanya.

Penanganan gizi buruk ini, menurut Andi Pada perlu penanganan bersama semua instansi. Karena gizi buruk ini sebutnya akibat atau permasalahan hilir. "Penanganannya mestinya dari hulu, kalau penanganan dari hulu tidak sekadar dinas kesehatan semua sektor. Kan ada timnya dari Balai POM, pertanian dan peternakan," katanya.

Disebutkannya, melalui Posyandu juga dapat dilakukan deteksi secara dini, "Kalau ibu dan anaknya setiap bulan ke Posyandu tidak akan gizi buruk karena dua bulan berturut-turut berat badanya tidak naik akan dirujuk ke tenaga kesehatan," katanya.

Dikatakan Andi Pada, untuk jumlah kasus gizi buruk terbanyak ada di Kabupaten Merangin, "Merangin kalau tidak salah," pungkasnya.

Pada Rakor camat kemarin HBA juga menekankan bahwa setiap rakor camat dirinya dan Wagub menyempatkan untuk hadir karena menurutnya rakor itu penting. "Setiap rakor camat kami berdua hadir ini penting sesuai komitmen awal bahwa rakor camat harus dipimpin langsung gubernur, karena bisa dengar langsung informasi dari lapangan.  Kecamatan termasuk jajaran pemerintah terdepan di atas desa," sebutnya.


Sumber : Jambi Ekspres

Berita Terkait



add images