iklan
MUARATEBO, Sungguh malang nasib yang dialami Ibnu Hajar (55) warga Desa Muara Kilis, Kecamatan Tengah Ilir. Akhirnya ia menghembuskan nafas terakhirnya saat dalam perjalanan menuju rumah sakit di Kabupaten Bungo. Sebelumnya, ia ditolak oleh pihak  Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Thaha Kabupaten Tebo.

Ironisnya, penolakkan tersebut akibat tidak adanya dokter yang standby di RSUD Tebo. Yudi, salah seorang keluarga korban menuturkan saat itu korban sedang tidak sadarkan diri akibat darah tinggi. Akhirnya pihak keluarga membawanya dari Desa Muara Kilis ke RSUD Tebo. Saat sampai di ruang Unit Gawat Darurat (UGD) keluarga langsung ditolak dengan alasan tidak ada dokter yang sedang berjaga.

"Saya sangat kecewa kepada pihak rumah sakit, karena dokternya tidak ada sama sekali saat keluarga saya mau berobat. Yang lebih membuat saya kecewa lagi kata perawatnya dokternya tidak ada, pada mogok semua," kata Yudi penuturan perawat yang berjaga saat itu.

Lanjutnya, setelah mendapatkan informasi dari perawat yang ada di UGD dirinya langsung berangkat lagi menuju rumah sakit Bungo dengan menggunakan mobil ambulance milik RSUD Tebo. Sayangnya baru setengah perjalanan, tepatnya di simpang bandara Bungo, Ibnu Hajar menghembuskan nafas terakhirnya.

"Ini bentuk ketidak becusan RSUD Tebo melayani masyarakat. Akibatnya masyarakat lah yang harus menjadi tumbal ketidakbecusan tersebut, ini sangat memprihatinkan kita," ungkapnya

Sementara itu, Direktur RSUD Tebo, dr. Iwan saat dikonfirmasi belum bisa dihubungi. Namun Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr. Pinasa Haloho membantah jika  dokter di RSUD Tebo tidak masuk. "Memang ada satu dokter yang tidak masuk karena mengikuti acara sosialisasi di Bandung, selain itu dokter ada semua, itu informasi tidak benar," sebutnya.
 

Sumber : Jambi Ekspres

Berita Terkait



add images