iklan SERIUS: Siswa tampak serius mengerjakan soal UN yang diujikan April 
lalu. Saat ini, saat akan mengambil SKHU dan rapor, siswa malah 
dipungli.
SERIUS: Siswa tampak serius mengerjakan soal UN yang diujikan April lalu. Saat ini, saat akan mengambil SKHU dan rapor, siswa malah dipungli.
SUNGAIPENUH, Praktek pungutan liar (pungli) kembali terjadi. Kali ini aktifitas pungli terjadi di beberapa SMA Negeri di Kota Sungaipenuh. Setiap siswa yang akan menerima SKHU dan rapor dipungut biaya dari Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu.

Hal ini diakui salah seorang siswa SMAN 4 Negeri Sungaipenuh yang enggan disebutkan namanya kepada wartawan kemarin. Dia menyebutkan, untuk pengambilan SKHU dan rapor dirinya harus membayar hampir Rp 100 ribu. "Benar, untuk pengambilan Rapor kami bayar Rp 20 ribu dan uang SKHU Rp 75 ribu," ungkap salah seorang siswa SMAN 4 Kota Sungaipenuh.

Berkaitan dengan adanya punggutan terhadap pengambilan SKHU dan Rapor ini dibantah oleh Kepala SMA 4 Negeri Sungaipenuh Sutarso. "Tidak ada dipungut," bantah Sutarso.

Penuturan Sutarso, untuk pengambilan SKHU dan rapor pihaknya tidak meminta uang apapun. "Yang lulus semua 235 orang, SKHU pengambilannya gak ada pakai  uang," ujarnyamembantah.

Dugaan adanya punggutan pada pengambilan SKHU dan Rapor juga terjadi di SMA Negeri 3 Kota Sungaipenuh dan SMA Negeri 1 Kota Sungaipenuh. Bahkan, informai yang diterima di lapangan, setiap siswa dibebankan dari Rp 50 ribu sampai Rp 70 ribu.

Adanya punggutan sejumlah uang diakui kepala sekolah SMAN 1 Kota Sungaipenuh, kepada wartawan, Rabu lalu. Malah menurut dia, punggutan tahun ini lebih rendah dari tahun sebelumnya.

"Ya, biaya Rp 50 ribu untuk foto copy Rapor dan SKHU, kita menilai Rp 50 ribu cukup untuk biaya foto copy Rapor dan SKHU. Pada dana Bos anggarannya tidak tersedia untuk foto copy," bebernya kepada wartawan.

Sumber : Jambi Ekspres

Berita Terkait



add images