DATANGNYA Ramadhan juga dibarengi dengan meningkatnya permintaan pasar akan produk makanan. Termasuk untuk usaha telur asin milik Ida. Namun sayangnya, tinginya permintaan ini tak bisa sepenuhnya terpenuhi karena stok bahan baku tidak dapat memenuhi kebutuhan permintaan pasar.
Cukup banyak usaha kecil untuk bidang makanan di kota Jambi, salah satunya usaha milik Ida Rohani. Usaha telur asin rumahan bermerek dagang “annisa” yang beralamat di Jalan Sari Bakti nomor 80 A Kelurahan Beliung ini merupakan usaha yang ditekuninya sejak 2 tahun silam
Saat di temui, perempuan berdarah Jawa ini mengatakan bahwa usaha yang dirintisnya selama 2 tahun belakangan ini selalu mengalami peningkatan permintaan di setiap bulan puasa dan juga lebaran. Namun sayangnya, permintaan ini tak bisa ia penuhi dikarenakan stok bahan baku telur bebek semakin menipis.
“Untuk wilayah Jambi tak banyak peternakan bebek. Selama ini saya mendapat stok dari daerah Kerinci. Namun karena banyak permintaan telur menjelang lebaran, sehingga bahan baku berkurang,”terangnya.
Ida mengatakan usaha ini dimulainya sejak tahun 2011 silam. Saat itu perempuan yang berperan sebagai ibu rumah tangga tersebut berfikir untuk mencoba menekuni dunia usaha tanpa mengganggu waktunya mengurus rumah tangga.
“Kala itu saya belajar ortodidak dari internet. Awalnya saya mencoba dari 15 butir telur yang saya coba titipkan di beberapa warung dekat rumah,” terangnya.
Melihat usaha ini cukup bergairah dan juga cukup memiliki pasar, Ida mencoba menambah jumlah telur yang ia olah. Kini usaha yang bermodalkan Rp 30 ribu tersebut sudah meraih omset sebesar Rp 20 juta dengan rata-rata produksi perminggunya sebanyak 1800 butir telur asin.
Ia mengakui, kenaikan BBM ini cukup memiliki dampak yang lumayan juga terhadap usahanya tersebut. Karena harga telur yang juga ikut naik dan otomatis biaya produksi ikut naik.
Kenaikan ini tidak dibarengi dengan kenaikan harga yang ia jual yakni Rp2800 perbutir. “Karena kalau di supermarket akan sulit mengubah harga, sehingga saya memutuskan belum menaikan harga,” ungkap ibu dari Adit, Aris dan Annisa ini.
Tentang berwira usaha, istri dari Parizal ini berpesan untuk tetap kreatif dan jujur dalam berusaha. Ia mengakui dalam bisnisnya sebelum Berjaya seperti sekarang ini sempat juga mengalami masa sulit. Ia berkisah sempat dari dagangannya itu mengalami gagal jual dalam jumlah yang cukup besar. Namun ia tak menyerah. “Dari kegagalan maka kita bisa belajar bagaimana cara menyiasati usaha kita untuk kedepannya. Yang penting tetap berlaku jujur dan juga tidak patah semangat,” teang alumnus Tekhnik Sipil Bung Hatta tersebut.
Baginya ada kenikmatan tersendiri ketika bisa menjadi pengusaha. Selain waktu untuk keluarga yang fleksibel, ia juga dapat membantu warga sekitar dengan membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitar.
Untuk menambah kepercayaan masyarakat, ia membekali usahanya dengan mencantumkan keterangan dari Dinkes bahwa telur asin buatannya merupakan produk yang aman dikonsumsi serta higinis. Kini telur asin “annisa” dapat ditemui diberbagai swalayan dan supermarket yang ada di kota jambi. (*)
Penulis : YUNITA SARI. S / JAMBI EKSPRES