iklan
Pemadaman listrik yang terjadi hingga 5-6 jam di Kota Jambi sejak dua pekan terakhir, membuat pelanggan PLN gerah.

Seperti disampaikan oleh Yuni, salah seorang pelanggan warga Pattimura, Kenali Besar. Menurutnya, sejak pukul 10.00 WIB, listrik di rumahnya padam hingga pukul 15.00 WIB, belum juga normal. Akibatnya, ia harus menunda berbagai pekerjaan penting terutama yang menggunakan peralatan elektronik.

Lebih lanjut, kepada wartawan ia menyebutkan bila pemadaman yag dilakukan benar-benar di luar prediksi. "Saya mau cari informasinya kemana, jadwal pemadaman tidak ada. Ini sudah kelewatan. Kalau satu atau dua jam saya masih trima, tapi ini sudah hampir 6 jam kenapa belum normal juga," tegasnya singkat.

Sementara itu, menindakalanjuti keluhan pelanggan tersebut, Manager Jaringan PT PLN Area Jambi, H Harmen B, kepada sejumlah wartawan menjelaskan jika pemadaman yang dilakukan disebabkan karena tidak stabilnya suplai listrik interkoneksi.

Dia mengatakan bahwa suplai yang disalurkan oleh unit pengatur beban Sumatera Tengah setiap harinya tidak pasti berapa angka kekurangannya. Akibatnya, PLN tidak bisa menertibkan jadual pasti pemadaman yang dilakukan.

"Kami sendiri tidak punya keterangan pastinya sehingga pamadaman tidak bisa dijadualkan dan dibuatkan pengumumannya supaya lebih tertib," paparnya.

Disamping itu, kata H Harmen, sampai saat ini berapa angka riil pengurangan pasokan juga diterima dan selalu berubah-berubah datanya.

“Kalau kebutuhan kita sekitar 60 MW pada beban puncak, namun yang mengalami devisit sekitar 9 MW. Padahal data yang diterima tidak sampai sebanyak itu. Hanya saja praktenya di lapangan bisa lebih," terangnya.

Untuk itu, menurut H Harmen, pihaknya akan meminta bantuan dari Gubernur Jambi, Drs H Hasan Basri Agus MM, untuk mengatasi masalah suplai listrik ini. Sehingga nantinya ada penjelasan secara pasti berapa sebenarnya kuota kekurangan pasokan listrik untuk Jambi.

"Hari ini kami sampaikan suratnya ke Gubernur. Kami dari unit palayanan saja resah juga dengan kondisi seperti ini," tegasnya.

Saat ini pihaknya melakukan pemadaman cukup bervariasi, namun rata-rata per hari pelanggan mendapat jatah pemadaman satu kali dengan lama sekitar  5 jam. Menurut informasi terakhir kondisi keandalan listrik di sistem memang kurang baik dan semakin merosot.

Namun, sebutnya lagi, diperkirakan jika pada 10 September mendatang pembangkit di Teluk Sirih beroperasi dengan kapasitas 105 MW dan Sungai Gelam cepat maksimal operasionalnya diharapkan dapat mengatasi gangguan pelayanan yang diakibatkan pasokan listrik.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait



add images