iklan
Tukang maling tidak memilih barang-barang yang disikat. Apa saja,  asal ada kesempatan langsung disikatnya. Hal inilah yang menimpah dua kantor Kemenag di Bungo dan Merangin. Ribuan buku nikah di kantor tersebut disikat oleh maling.

Meski demikian, stok buku nikah masih cukup. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Jambi, Mahbub Daryanto membenarkan hal itu. Dikatakannya, tak ada kelangkaan buku nikah di daerah dalam Provinsi Jambi.

"Insya Allah stok masih aman. Sampai hari ini belum ada keluhan soal langkanya buku nikah. Memang ada kejadian buku nikah hilang di Bungo dan Merangin," katanya.

Sementara itu, Kepala Bidang Urusan Agama Islam (Kabid Urais) Kemenag Provinsi Jambi, Rusli menambahkan, ada ribuan buku nikah yang hilang. "Itu kehilangan di Bungo banyaknya hampir 1. 100 pasang dan Merangin 100 pasang. Hilangnya itu karena dicuri, dibongkar maling. Kejadiannya sabtu malam minggu, itu sudah lama juga. Namun itu diproses," ungkapnya.

"Kita minta seluruh kabupaten itu untuk meminta berita acara pemeriksaan oleh polisi untuk memeriksa pegawai-pegawai yang disana," tambahnya.

Lalu, apakah kehilangan itu berdampak terhadap langkanya buku nikah? Dia mengatakan tidak. "Kita droping lagi buku nikah kesana sesuai dengan melihat peristiwa nikah yang ada, tak sekaligus kita droping. Kita takut kejadian lagi. Oleh karenanya alhamdulillah masih ada stok dan kita bantu lagi. Kalau masih kurang juga kita akan cek peristiwa nikah di kabupaten lain dan diusahakan distribusi. Mana yang lebih kita minta kembali dan kita arahkan ke yang kosong," ujarnya.

Dia mengakui, jika buku nikah yang hilang itu rawan sekali diselewengkan untuk berbagai kepentingan. Karena, buku nikah itu, menurutnya, bisa dijual kembali. "Makanya kita surati kabupaten kota agar saat melegalisir memperhatikan nomor serinya. Nomor seri yang hilang sudah dikirim ke kabupaten kota agat diperhatikan nomor seri itu. Kalau ditemukan nomor seri sesuai dengan yang hilang itu maka cepat koordinasi dengan aparat di tempat, laporkan dan akan kita bantu prosesnya," ungkapnya.

Lalu, bisa digunakan untuk apa buku itu dan bentuk penyelewengannya? Ditanya demikian, Rusli, menyebut, banyak hal bentuk penyelewengan yang bisa dilakukan. "Mungkin saja ini ya, mungkin saja orang dalam hal mengambil lahan sawit atau nikah yang tadinya diluar negeri, pulang ke Indonesia tak punya buku nikah akhirnya beli itu. Atau bisa jadi orang poligami liar, yang tak diizinkan istri tahu-tahu nikah juga dan buku nikah tak bisa keluar, maka salah satunya beli buku nikah itu. Itu dijadikan bahan bisnis, banyak sekali kejadian itu," sebutnya.

Sementara untuk ajuan kekurangan buku nikah dari kabupaten/kota hingga saat ini, katanya, belum ada. Stok buku nikah untuk Jambi sendiri masih aman. "Stok kita itu untuk tahun 2013 yang diterima 30 ribu pasang. Sejauh ini sesuai persetujuan nikah yang ada itu masih mencukupi. Selain itu sisa stok lama masih ada, jadi untuk kekurangan belum ada, alhamdulillah sampai sekarang masih cukup memadai," ungkapnya.

Lalu, jika seandainya buku nikah habis apakah bisa diajukan penambahan lagi ke pusat? Itu bisa dilakukan. "Stok di pusat itu memang ada, namun didukung dengan data yang ada. Yakni bukti penerimaan buku nikah dari pusat itu, kita terima dengan nomor serinya kita laporkan bahwa kita sudah mendistribusikan dan didukung dengan data peristiwa nikah yang ada, baru orang pusat mau kasih. Karena orang pusat juga punya cadangan, tapi tak banyak," jelasnya.

Disamping itu, soal stok buku nikah memang tak musti harus dikhawatirkan. Karena, dalam waktu dekat juga akan ada droping buku nikah untuk tahun 2014 dari pusat. "Tidak begitu lama lagi kita akan didroping dari pusat lagi untuk buku nikah tahun 2014. Diperkirakan September ini, cuma kita belum tahu pasti. Yang jelas tahun ini ada droping lagi dalam waktu dekat," pungkasnya.

sumber: je

Berita Terkait



add images