Jiwa seni selalu ada di diri setiap orang. Untuk pengembangannya, bergantung pada cara seseorang mengelola jiwa seni yang ada di dalam dirinya itu. Seniman juga tak melulu harus dimulai dengan pendidikan formal.
SENIMAN tak hanya untuk satu objek saja. Banyak objek seni yang bisa dijalankan sehingga seseorang bisa disebut sebagai seniman. Menjadi seorang pelukis contohnya, adalah salah satu contoh kesenian yang bisa dijalankan.
Dalam melukis, yang paling utama harus ditentukan adalah objek yang akan dijadikan inspirasi untuk melukis. Jafar Rassuh, salah satu pelukis Jambi kepada harian ini mengatakan, dalam melukis itu, yang diambil adalah semi figur.
“Dalam seni lukis itu semi figur, objeknya ada dan gayanya ekspresif,” kata lelaki yang lebih senang mengambil objek lukisannya semua yang bertema tentang alam.
Jika dilihat sepintas, lukisan dari Jafar Rassuh tak mempunyai makna apa-apa bagi orang awam yang tak mengerti akan seni. Belum lama ini, dalam sebuah pameran, Jafar memamerkan beberapa lukisannya yang ditemakan soal lautan. “Yang diungkap alam, tapi melihatnya banyak sisi lain yang bisa diambil. Melihat bagaimana pantai dengan gelombangnya, pasirnya. Yang penting adalah pengekspresian objeknya,” ujarnya.
Dalam sebuah lukisan, katanya, ada sebuah arti yang ingin disampaikan. “Seperti menggambar laut, kita ingin mengajak mencintai alam. Alam itu tak seperti yang kita lihat saja,” katanya.
Kepada media ini, dia mengatakan, melukis adalah hobinya. Sehingga, tak kurang bisa dikatakan sudah hampir ribuan lukisan yang dibuatnya dengan tangannya sendiri. “Saya sudah mulai sejak saya masih di Jakarta dahulu,” akunya kepada media ini, Rabu (30/10).
Dia mengaku, mempunyai hobi melukis sejak kecil. Namun, bakat itu akhirnya ia lanjutnya dengan mengambil bidang perkuliahan dalam seni rupa. “Dilatar belakangi hobi sejak awal yang otodidak itu, kemudian dikembangkan lewat pendidikan,” ungkapnya.
Kepada media ini, dia menyabutkan, dirinya termasuk dalam tipe pelukis ekspresif. “Lukisan ekspresif, lebih mengarah ke kubis dan ada yang realis,” kata pria yang tinggal di Jalan Karya Maju, No 106, RT 16, simpang IV sipin ini.
Disebutkannya, dia menjalankan aktifitas sebagai mahasiswa di akademi seni rupa nasional dan IKIP. “Saya tamat tahun 1979. Sudah ada ratusan lebih lukisan yang sudah saya buat. Karena itu sudah saya jalankan sejak tahun 1970-an sudah mulai di Jakarta lebih dulu,” tandasnya. (*)
Penulis : WISMA/JE