iklan
Pertamina membantah gas elpiji 3 kg  mengalami kelangkaan di pasaran sehingga harganya melonjak sampae Rp 25 rinu pertabung.

Hal ini disampaikan oleh Rifki, Sales Eksekutif Domestik Gas Pertamina. Menurutnya, kelangkaan itu hanya merupakan isu belaka dan sampai saat ini stok di pangkalan yang ada cukup banyak. ‘’Kita sudah survey di lapangan, stok di pangkalan yang ada di Kota Jambi saat ini banyak, mencukupilah," kata Rifki.

Selain itu, Ia menyebutkan, terkait harga, di pangkalan juga masih menjual gas 3 kg dengan harga eceran tertinggi (HET) yakni Rp 15 ribu. "Kita juga sudah pantau penjualan dari pangkalan, tidak ada yang jual diatas HET, sebab itu kan sudah ditentukan, karena gas tersebut bersubsidi, jadi pangkalan tidak bisa menjual diatas HET," ungkapnya.

"Kalau pangkalan tetap harga HET, tapi kalau diwarung itu tidak bisa diawasi, karena itu diluar tataniaga gas. Jadi kita tidak tau berapa harga gas yang dijual di warung," jelasnya.

Ditanyakan tentang stok yang didrop pertamina untuk gas 3 kg perbulannya untuk Provinsi Jambi mencapai 2700 metrik ton setara dengan 90 ribu tabung gas elpiji 3 kg. "Untuk saat ini, droping kita lebih besar dari waktu lebaran yang hanya mencapai 2600 metrik ton," jelasnya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Izhar Muzani, melalui Kabid Perdagangan Sabirin, menjelaskan bahwa terkait naiknya harga gas 3 kg, seperti yang diberikan sebelumnya, disebutnya hal tersebut hanyalah isu. "Tidak naik, kita sudah survey, harganya tetap Rp 15 sampai Rp 16 ribu dipangkalan, tidak ada yang naik," ujar Sabirin.

Namun dijelaskannya, jika dalam 2 atau 3 hari kedepan memang terjadi kenaikan harga dan kelangkaan gas 3 kg itu, pihaknya bersama pihak terkait lainnya, akan melakukan pantauan ke lapangan kembali. "Nanti kita akan cek apakah benar langka atau tidak, tapi nanti kalau langka kita akan upayakan agar Pemda mengupayakan pertamina Ekstra droping," tandasnya.

sumber: je

Berita Terkait



add images