iklan
MUARABUNGO, Warga Rantau Keloyang (Rakel), Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo serang Base Camp PT. Citra Sawit Harum (CSH).

Penyerangan itu buntut dari salah paham antara mandor perusahaan yang merupakan warga asli Rakel dan karyawan bagian perawatan yang berasal dari Nias, Sumatera Utara. Insiden itu terjadi pada Juma’at (1/11) sekira pukul 17.30 WIB. Tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. Warga hanya membakar 3 unit motor, dan merusak 2 unit motor milik karyawan yang ada di Base Camp perusahaan.

Kronologis Kejadian
1. Mandor PT CSH mendatangi bagian perawatan untuk mengambil data.
2. Tiba di lokasi, salah satu oknum karyawan perawatan marah-marah tanpa alasan yang pasti.
3. Tidak terima mandor dilecehkan, sebanyak 30 orang warga Rantau Keloyong, Kecamatan Pelepat Mendatangi Base Camp PT CSH. Lalu mereka membakar tiga 3 unit motor dan merusak dua unit motor.
4. Anggota Polisi diturunkan untuk mengamankan lokasi kejadian.
5. Atas kesepakatan kejadian ini diselesaikan secara adat yang akan dilaksanakan Senin (3/11)  yang akan dihadiri camat, lembaga adat, tokoh masyarakat, dan pihak kepolisian.

Salah seorang warga Rantau Keloyang yang berhasil dikonfirmasi harian ini kemarin mengatakan, mereka tidak terima atas perbuatan orang karyawan perawatan PT. CSH terhadap mandor perusahaan.

“Dia (Mandor, red) hanya mengambil data karyawan. Dak tau ngapo mereka marah-marah,” kata salah seorang warga saat dikonfirmasi media ini, Sabtu (2/11).

Atas hal itulah mereka langsung mendatangi Base Camp perusahaan. “Kejadian pembakaran itu sehabis magriblah,” tegasnya.

Sementara itu, Kapolres Bungo AKBP Naek Pamen Simanjuntak melalui Waka Polres Bungo Kompol Romi Agusriyansyah mengatakan, kejadian itu terjadi hanya salah paham antara mandor dan karyawan bagian perawatan perusahaan.

Sebab, karyawan bagian perawatan yang didominasi dari Nias tidak bisa berbahasa Indonesia dan tidak mengerti saat mandor mengambil data mereka. “Hanya mis komunikasi saja sehingga terjadi keributan,” kata Waka kepada sejumlah wartawan di Polsek Pelepat.

Beruntung keributan tidak terjadi pertumbahan darah atau kekerasan lainnya. Meskipun demikian, pihak Kepolisian Polres Bungo  langsung diturunkan untuk melakukan pengamanan dilokasi kejadian.

Setidaknya ada 30 orang yang diturunkan pada waktu itu. “Yang stanbay satu regu. Setelah masalah ini selesai dan sudah ditemukan kata sepakat, anggota langsung kita tarik,” akunya.
Lanjutnya, warga yang mendatangi base camp perusahaan itu sebanyak 30 orang. Setibanya di Camp, mereka memang melakukan pembakaran.

Untuk menyelesaikan persoalan tersebut, kemarin (2/11) sudah dilaksanakan pertemuan, antara pihak perusahaan, dan warga.

Dalam pertemuan itu juga dihadiri oleh camat, lembaga adat, tokoh masyarakat, dan pihak kepolisian yang dikomandoi oleh Kapolres Bungo, AKBP Naek Pamen Simanjuntak. “Disana dicapai kata sepakat,” pungkas Mantan Kapolsek Jambi Timur ini.

Dari pertemuan itu, disepakati pada Senin akan dilaksanakan acara adat dikantor camat Pelepat. “Sesuai kesepakatan, kerusakan di PT.CSH diganti oleh masyarakat,” kata Waka. Untuk diketahui, motor yang dibakar oleh warga bukan milik perusahaan melainkan milik karyawan perusahaan.

Maratua Siregar, Manager perusahaan PT.CSH juga mengatakan hal yang demikian. “Salah pengertian saja. Tapi sudah selesai secara kekeluargaan,” akunya. Katanya, karyawan bagian perawatan yang salah paham dengan mandornya.

Setidaknya ada 30 orang lebih karyawan perawatan disana. “Yang jelas hanya salah pahamlah,” tegasnya lagi.

sumber: je

Berita Terkait



add images