iklan KUNJUNGAN : Menteri Koperasi & UKM mengunjungi sentra Batik Jambi
KUNJUNGAN : Menteri Koperasi & UKM mengunjungi sentra Batik Jambi
Para buruh yang ada di Provinsi Jambi diminta tak menuntut Upah Minimum Provinsi (UMP) yang terlalu tinggi. Sebab, hal itu dapat merugikan buruh sendiri jika akhirnya perusahaan tempatnya gulung tikar. "Kalau buruh menuntut yang terlalu besar, sementara perusahaan tak memungkinkan, lama-lama bangkrut dan yang rugi karyawan juga. Jadi jangan saling menekan dan harus dimusyawarahkan untuk itu (gaji, red)," kata Menteri Koperasi dan UKM, Syarief Hasan, dalam Kunjungan Kerjanya ke Jambi, Sabtu (2/11).

Dia menegaskan, jika dirinya akan terus memberikan dukungan kepada Usaha Kecil Menengah (UKM) yang ada di seluruh Provinsi di Indonesia. Dia mengaku, sedang berupaya untuk memberikan bantuan tambahan modal untuk UKM yang ada. "UKM kita dukung terus dan saya lagi pikirkan untuk memberikan tambahan modal. Sehingga perajin bisa lebih meningkat pendapatannya ke depan," ujarnya.

Dia menilai, kenaikan UMP yang ditetapkan daerah tak akan memberatkan pengusaha UKM. "Saya lihat sepertinya tidak masalah. UMP naik ya lebih baik. Disini ada yang bilang dapat Rp 3 juta, sedangkan di Jakarta 2, 4 juta.," katanya usai meninjau pengrajin kulit reptil di Sukarejo, Thehok, kemarin.

"Intinya, kalau untuk UKM tak ada masalah. Antara perajin dan pengusahanya seperti keluarga. Dan mereka saling memahami dan membutuhkan. Apa yang diputuskan soal gajinya, itu karyawannya harus tahu. Misalnya ini saya punya bos baru mulai, jadi cukup sekian (gajinya, red)," ungkanya.

"Kemudian, ini produksinya sudah mulai banyak, jadi tambah sekian. Buktinya, manajemen kekeluargaan yang diterapkan perajin UKM itu harus ditetapkan dijalankan. Jadi tak ada masalah," tambahnya.

Soal kunjungannya ke Jambi, Syarief Hasan menerangkan, ada 2 agenda yang dijalankannya. Pertama, ia mengunjungi UKM yang ada di Jambi. Namun, inti dari kunjungannya itu adalah untuk urusan partai. "Sebagai tugas kenegaraan saya memperhatikan usaha kecil dan menengah, diantaranya pengrajin kulit dan batik yang ada di seberang kota jambi," katanya.

"Saya menghadiri pembekalan caleg dari Provinsi Jambi juga. Saya melihat industri perajin, sekalipun ngurus partai saat hari libur. Saya juga ngurus kerjaan kenegaraan juga. karena hari ini hari libur, jadi sembari mendayung dua tiga pulau tercapai," tambahnya.

Dia meminta pengrajin selalu mengikuti berbagai kegiatan pameran melakukan promosi usahanya. Sementara itu, pemilik usaha kulit reptil, Mitra mengaku usahanya berjalan selama 6 tahun. Dan produknya berupa tas kulit, ikat pinggang yang berkualitas ekspor berharga sekitar Rp 1, 5 juta sampai Rp 1, 8 juta.

Kerajinannya itu berasal dari kulit ular, biawak. "Bahan baku cukup tersedia di Jambi. Sasaran pemasaran untuk kalangan menengah ke atas. Sementara gaji diterapkan sistim target dan kualitas, bila hasilnya baik dan harganya mahal, maka gaji karyawan makin tinggi," ungkapnya seraya mengau saat ini mempekerjakan sebanyak 9 orang sebagai karyawan.

sumber: je

Berita Terkait



add images