iklan
Prioritas pembangunan infrastruktur di daerah terutama, jalan, jembatan, dan pelabuhan merupakan upaya untuk menunjang perekonomian daerah dan ekonomi rakyat. Pembangunan infrastruktur tersebut sebagai penunjang ekonomi rakyat untuk meningkatkan akses, jumlah, dan efisiensi distribusi produksi masyarakat.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Mirza Adityaswara mengatakan, Bank Indonesia melihat potensi pertumbuhan yang lebih baik di Jambi. Adanya tiga proyek pembangunan di Provinsi Jambi yang didorong untuk masuk dalam program MP3EI (Masterplan Percepatan Dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia), seperti Pelabuhan Samudra di Ujung Jabung Timur Jambi, perluasan Bandara Sultan Thaha Jambi dan pembangunan infrastruktur jalan dapat membangkitkan potensi daerah Jambi lainnya.

“Pengembangan pelabuhan dapat mendorong potensi perikanan, dan jalur perdagangan laut. Sementara itu, pembangunan infrastruktur dan perluasan bandara juga merupakan salah satu faktor penting untuk meningkatkan potensi pariwisata alam di Jambi, serta mendorong terus berkembangnya industri pengolahan komoditas utama Jambi, seperti kelapa sawit dan karet,” jelas Mirza.

Dengan adanya infrastruktur penunjang ekonomi daerah, menurut Mirza hendaknya sektor swasta dan masyarakat juga diharapkan peran aktifnya di dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.

Hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan investasi, perluasan akses pembiayaan usaha, dan penyediaan sumber daya manusia yang memiliki keterampilan untuk mengolah sumber daya alam (SDA)  yang berlimpah.

Berdasarkan data Bank Indonesia, pertumbuhan kredit investasi sebesar 76,92% year on year, dengan alokasi utama di sektor pertanian yang pangsa pasarnya mencapai 50,64%, menyiratkan tingginya kebutuhan pembiayaan investasi di sektor perkebunan.  Sementara itu, di sisi pembiayaan, penyaluran kredit di Jambi triwulan III-2013  mencapai sebesar Rp 23,14 triliun atau meningkat sebesar 29% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Berdasarkan jenis penggunaan, kredit terbesar adalah kredit konsumsi yang mencapai 43%, diikuti dengan kredit modal kerja sebesar 32,21% dan kredit investasi sebesar 25%. Kualitas kredit yang diberikan sejauh ini masih tergolong baik dengan rasio NPL gross sebesar 2,25% atau di bawah 5%. Sementara itu, dari sisi pendanaan, DPK secara tahunan tumbuh sebesar 9%.

Meskipun tingkat pertumbuhan tersebut masih lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 8,76%, pertumbuhan kredit yang jauh lebih tinggi mendorong peningkatan LDR sehingga mencapai 118,53%.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait



add images