Jumlah Rumah Tangga Sasaran (RTS) sebagai penerima bantuan beras miskin (raskin) di Kota Jambi terbanyak. Dari data yang berhasil harian ini himpun dari Bulog Divisi Regional (Divre) Jambi, jumlah RTS Kota mencapai 26. 812 Kepala Keluarga (KK).
Lalu, terbanyak berikutnya di Kabupaten Kerinci yang RTS-nya mencapai 19. 715 KK. Sementara itu, di Sarolangun, jumlah RTS mencapai 18. 376 KK. Sementara jumlah RTS paling sedikit ada di Kota pemekaran dari Kabupaten Kerinci, yakni Sungai Penuh yang hanya berjumlah 3. 049 KK.
David Susanto, Kepala Bidang Pelayanan Publik Bulog Divre Jambi menyatakan, data penerima raskin tak bisa dijadikan acuan sebagai gambaran jumlah masyarakat miskin terbanyak. Pasalnya, jumlah penduduk di Kota Jambi memang lebih banyak daripada daerah lainnya di dalam Provinsi Jambi.
Kota Jambi, katanya, merupakan ibukota Provinsi. Jadi, wajar saja jika jumlah penduduknya lebih banyak. Sehingga, jumlah RTS penerima raskin juga lebih banyak dibanding daerah lainnya. “Kota memang terbanyak (RTS, red). Namun tak bisa dikatakan banyak warga miskin di dalam Kota Jambi,” ujarnya.
“Kita bisa lihat dari jumlah pendudukanya. Kota Jambi jumlah pendudukanya berapa. Misalnya kota Jambi jumlah pendudukanya satu juta, terus penduduk Merangin itu hanya 200 ribu jadi jumlah penduduknya kan beda. Jadi dibagi jumlah penduduk itu 1 banding berapa. Tapi yang terbesar posisi di Kota memang yang paling banyak,” tambahnya.
Apalagi, sambungnya, di wilayah Kota Jambi, banyak masyarakat urban yang berpindah dari satu daerah. Ditanya, apakah pada 2014 mendatang, data RTS ini akan berubah, atau masih memakai data lama tersebut? Dia menjelaskan, 2014 mendatang, pembagian raskin masih menggunakan data lama itu.
“Sepertinya tak akan berubah. Soalnya pendataan BPS itu berlaku 3 tahunan. Ini kan yang dipakai data BPS 2011. Jadi dia pakai data BPS yang acuannya dipakai untuk 2012, 2013 dan 2014. Kalau melihat itu, prediksi kami tak akan berubah data penerimanya,” sebutnya.
“Artinya, 2014 masih akan pakai data yang lama. Nanti mungkin setelah 2014 baru ada data BPS 2014. Ada survey data itu dan itu bisa berubah lagi (untuk tahun berikutnya, red),” pungkasnya.
sumber: jambi ekspres