MUARABULIAN, Kecelakaan lalu lintas kembali terjadi di wilayah hukum Mapolres Batanghari. Kejadian kali ini antara truk Fuso Nomor Polisi (Nopol) BM 8672 SU adu kambing dengan Truk Batubara BM 8915. Akibatnya, sopir truk batubara, H Simbolon tewas di tempat.
Informasi yang berhasil dihimpun harian ini, kejadian tersebut terjadi Senin (25/11) pukul 04.00 wib dijalan lintas Sarolangun-Tembesi tepatnya di RT 05 di Desa Koto Boyo, Kecamatan Bhatin XXIV. Kejadian ini bermula saat sopir truk Fuso tanki melaju dari arah Muara Tembesi- Sarolangun. Sopir fuso yang diduga mengantuk ini, saat menikung ke kiri melaju di jalur berlawanan. Sehingga menabrak truk batubara dari arah yang berlawanan.
Kapolres Batanghari, Robert A Sormin, melalui Kasatlantas Polres Batanghari, AKP Gunawan, membenarkan kejadian ini. “Benar, telah terjadi kecelakaan lalulintas dijalan lintas Sarolangun-Muara Tembesi pada hari ini (kemarin:red),”ungkap Kasatlantas.
Menurutnya, kecelakaan tersebut diakibatkan kesalahan dari sopir Fuso yang diduga mengantuk. Sehingga terlalu jauh lari ke kanan yang akhirnya menabrak truck Batubara. “Sopir truk batubara tewas di TKP. Sementara sopir truk tanki dibawa ke rumah sakit umum untuk dilakukan perawatan,”ujar Kasatlantas.
Dijelaskan kasat, saat ini pihaknya masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut akibat dari kejadian tersebut. Sementara kerugian material akibat kejadian tersebut diperkirakan mencapai Rp. 10 juta.
Di lain pihak, kasus kecelakaan juga kembali terjadi di Kabupaten Bungo. Kali ini terjadi di PT Mitra Tani Lestari (MTL) yang berlokasi di Dusun Pauh Agung, Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang, yang menimpa Ridwan (29) warga Sungai Letung, Kecamatan Bathin III Ulu, yang merupakan pekerja di Perusahaan tersebut.
Insiden naas ini terjadi pada Senin (25/11) pagi sekitar pukul 09.00 WIB. Dirinya tewas menggenaskan terlindas alat berat atau loader ketika sedang bekerja mau menjemput tandan buah sawit di sekitar lokasi PT MTL.
Dari informasi yang didapatkan, Ridwan terlindas alat berat tersebut, diduga karena melompat, karena alat berat yang dikendarainya diduga rem nya blong. Namun, ketika melompat, justru dirinya terlindas alat tersebut yang mengakibatnya tewas mengenaskan.
Korban yang pada waktu itu ditemukan oleh rekannya, kemudian langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Hanafie Bungo, sebelum di makamkan di rumah duka.
Darmawan, salah satu kerabatnya mengatakan, banyak peralatan yang berada di PT MTL sudah tidak layak pakai, seperti halnya alat berat yang dipakai oleh korban. "Banyak yang berikat tali-tali, yang seharusnya sudah tidak bisa dipakai tapi dipaksakan," ungkapnya.
Dengan kejadian ini, dirinya juga khawatir , keluarga yang ditinggalkan tidak mendapatkan santunan dari perusahan, karena korban tidak memiliki Jamsotek. Meski, korban sudah kerja mulai tahun 2008 lalu, katanya hingga saat ini belum diangkat sebagai karyawan tetap.
Dengan adanya kejadian ini, dirinya berharap pihak perusahaan melakukan evaluasi. Karena banyak alat yang tidak layak pakai. "Jangan sampai hal ini terjadi kepada yang lain," ungkapnya.
Sementara itu, pihak perusahaan sendiri, ketika dikonfirmasi belum ada jawaban. Pihak perusahaan yang dihubungi via telepon, bernada tidak aktif. Sementara itu, Kapolsek Limbur Lubuk Mengkuang, IPDA Suhendri menyampaikan jika kasus ini sedang ditangani oleh pihak Polsek.
Namun, baik dari pihak korban maupun perusahaan belum dimintai keterangan. "Tadi fokus terhadap pemakaman korban dulu, mungkin besok (hari ini) baru kita mintai keterangan dari masing-masing pihak," ungkapnya.
sumber: jambi ekspres