Siswa di Provinsi Jambi terus menorehkan prestasi. Seperti yang diraih oleh Amalia Hardiyanti, siswi SMP Negeri 7 Kota Jambi. Ia dinobatkan sebagai Duta Rumah Belajar Nasional. Bagaimana ceritanya?
PENAMPILAN siswi ini tidak berbeda dengan siswa lainnya. Tapi, kemampuannya dalam ilmu Informasi Teknologi (TI) tidak bisa diragukan lagi. Terbukti, siswi SMPN 7 Kota Jambi ini merupakan Duta Rumah Belajar Nasional. Ia tersenyum ramah saat ditemui oleh penulis.
Cerdas dan terampil, begitulah yang tergambar saat Amalia ini mulai membuka cerita. Menurut Amalia kemampuan IT nya masih terbilang biasa-biasa saja. ”Ntah kenapa saya dipercaya, mungkin karena nilai IT kami tinggi kali ya,” sebut Amalia, lantas tersenyum lebar.
Menjadi Duta Rumah Belajar Nasional, yang baru saja pulang dari Jakarta untuk mengikuti pelatihan tentunya memiliki tugas pokok untuk memberikan pemahaman kepada siswa-siswi lainnya tentang perlunya pemanfaatan Rumah Belajar Nasional.
Sebab, dengan pemanfaatan Rumah Belajar Nasional, atau yang memanfaatkan Dunia Maya untuk belajar sangatlah penting. ”Rumah belajar ini kan, sebenarnya belajar melalui internet, kita bisa memanfaatkan itu, kita bisa memilih belajar apa, dan dengan guru siapa,” ujarnya.
Ia mengungkapkan bahwa, pasca ujian semester, rencananya ia akan mensosialisasikan pemanfaatan Rumah Belajar Nasional. Semua siswa yang ada di Provinsi Jambi, harus melek dengan IT karena proses belajar mengajar tidak hanya bisa dilakukan di sekolah. Siswa dapat memanfaatkan IT melalui Rumah Belajar Nasional.
--batas--
Namun, sosialisasi nantinya tentu akan melibatkan dinas pendidikan. Sebab, tidak mungkin ia berkeliling Provinsi Jambi untuk memberikan pemahaman kepada siswa lainnya tentang pentingnya pemanfaatan dunia maya sebagai tempat belajar.
”Intinya kita punya kewajiban untuk mensosialisasikan Program Kementerian pendidikan ini,” lanjutnya.
Akan tetapi, siswa ini memiliki kekhawatiran bagi teman-temannya yang berada di daerah, terutama daerah yang masih sulit untuk mengakses internet. Menurutnya tentunya akan sulit menyampaikan jika teman-temannya itu tidak paham dengan IT, atau paham, namun fasilitas di daerah itu tidak ada.
Namun, jika hal ini memang benar adanya, sosialisasi tentunya akan dilakukan kepada guru-guru. Karena dalam sosialisasi nantinya, bukan hanya siswa yang dilibatkan, para guru juga harus dilibatkan. Karena program ini tidak akan berjalan, jika hanya siswa yang memiliki kesadaran, sementara guru belum menerapkannya.
”Ya mungkin gurunya dulu, kalau gurukan pasti bisa IT, tapikan kita harus menyatukan persepsi bagaimana pentingnya pemanfaatan Rumah Belajar Nasioanal,” lanjutnya
Jangan sampai, IT justru dimanfaatkan untuk hal-hal yang tidak baik. Karena tidak menutup kemungkinan banyak yang menyalahgunakan dunia maya.
”Memang ini tergantung pada pribadi masing-masing. Namun, selaku pelajar tentu IT ini harus dimanfaatkan untuk penunjang belajar,” katanya. (*)
Penulis : SRIJUNALIA / Jambi Ekspres