Tidak seperti biasanya, pada kunjungannya ke Ponpes Nurul Iman Seberang Kota Jambi kali ini, orang nomor satu di jajaran Pemerintah Provinsi Jambi tersebut sengaja berangkat dengan menggunakan kendaraan air (ketek). Hal Ini mengingatkan kembali kenangan manis dan indah bahwa dulunya Gubernur Jambi HBA pernah belajar dan menimba ilmu sambil menggunakan ketek sebagai alat transportasinya.
Mengawali acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini, dilakukan pembacaan Asmaulhusna oleh para santri Ponpes Nurul iman, yang kemudian dilanjutkan dengan lantunan pembacaan ayat suci Al-Qur’an.
Gubernur Jambi HBA dalam sambutan dan arahannya mengatakan bahwa masyarakat Jambi tidak bisa melupakan Seberang Kota ini. “Kita tidak bisa melupakan Seberang Kota ini, ada 4 (empat) Pondok Pesantren di Kota Seberang ini yang patut kita kembangkan, yaitu Jauharen, Saattuddaren, Nurul Iman dan Nurul Islam. Madrasah-madrasah ini merupakan pengembangan ponpes di seberang kota, oleh sebab itu kita ingin mengembangkannya agar bisa berjaya lagi seperti waktu dulu, dan murid-muridnya lebih banyak lagi,” tutur Gubernur.
Pada kesempatan ini Gubernur Jambi HBA juga menyampaikan sangat mendukung penuh untuk mengatasi beberapa kekurangan dan permasalahan yang dihadapi serta akan mewujudkan apa–apa yang dibutuhkan oleh ponpes-ponpes ini.
--batas--
“Alhamdulillah Saya hari ini bisa bernostalgia, dan saya sengaja tidak membawa mobil. Saya kesini memakai ketek, Saya sangat menikmati seberang kota ini. Enam tahun lamanya Saya disini menuntut ilmu di salah satu madrasah di seberang kota ini,” papar Gubernur.
Seusai acara, pada wawancaranya denga para wartawan Gubernur Jambi HBA mengatakan bahwa dirinya sangat mengharapkan agar Seberang Kota Jambi ini bisa menjadi kota santri dan budaya-budayanya pun dapat dijaga dengan baik.
“Kita tahu bahwa seberang kota ini kalau dulu merupakan sumber lumbung ilmu agama, lumbung para kiai-kiai dan wali Allah, dan itu kalau bisa kita kembalikan pada asalnya, jadikan kota santri. Salah satu contoh di saat acara-acara keagamaan seperti ini ataupun penganten, masyarakatnya selalu memakai kain sarung. Jadi itu kita pertahankan, jangan diubah, itu budaya kita disini dari dulu, dan ini akan kita lembagakan,” terang Gubernur.
sumber: jambi ekspres