iklan DILATIH: atlet tenis Tanjabtim yang dilatih Linaidi yang mengikuti kejurnas 2013 lalu.
DILATIH: atlet tenis Tanjabtim yang dilatih Linaidi yang mengikuti kejurnas 2013 lalu.
PENGABDIAN selama bertahun-tahun, tidak membuat Linaidi hidup mewah. Meskipun telah banyak menghasilkan atlet-atlet tenis handal di Provinsi Jambi, tapi kehidupan Linaidi tetap saja boleh dibilang susah.

Ketika media ini bertemu dengan dirinya, Liniadi, salah satu pelatih tenis terlihat santai bersama anak didiknya. Saat ini dia mencoba mengembangkan bibit muda pemain tenis di Tanjab Timur. “Saya melatih agar Tanjabtim mempunyai pemain asli lokal. Karena ketika mengikuti turnamen, pemain tenis Tanjabtim banyak berasal dari luar salah satunya Kota Jambi,” kata Linaidi membuka pembicaraan.

Saat ini dia telah memiliki 14 anak didik yang dilatih dalam olahraga tenis. Keseluruhannya asli Tanjabtim, bahkan ada beberapa anak yang berasal dari Kecamatan Geragai dan Kelurahan Rano. Berkat tangan dinginya, sedikit demi sedikit prestasi pemain muda ini mulai tampak. “Sudah ada yang masuk kejurnas. Kelompok 10 tahun 2 orang masuk perempat final dan kelompok 12 tahun 1 orang perwakilan Tanjabtim meraih juara III,” ucapnya bangga.

Meskipun olahraga tenis ini mendapat apresiasi di Tanjabtim. Tapi dia masih mengeluhkan keberadaan fasilitas lapangan tenis yang dimiliki Tanjabtim. Memang Tanjabtim memiliki 2 lapangan tenis, tapi keduanya masih dibilang minim fasilitas, dan belum memenuhi standar lapangan tenis.
--batas--
“Kalau bisa lapangan tenis direhab. Apalagi lapangan tenis tidak ada toilet maupun tempat shalat. Sehingga anak-anak didik kalau mau ke toilet maupun shalat harus menuju Masjid Addorajat,” bebernya.

Cerita menarik dari Linaidi adalah honornya dari Pelti yang hanya Rp 500 ribu per bulan, untuk melatih bibit muda potensial di Tanjabtim. Dengan honor sebanyak itu hanya berlaku sebagai biaya bahan bakar kendaraan bermotornya.

“Honor sebanyak itu ya masih kurang, ditengah kebutuhan hidup yang semakin tinggi. Tapi tidak saya persoalkan, karena saya memiliki target bahwa putra-putri Tanjabtim harus ada yang menjadi pemain top,” jelas pria yang berkecimpung didunia tenis sejak tahun 1992 silam.

Sementara itu, Suhaili salah seorang orang tua anak yang dilatih oleh Linaidi membenarkan minimnya sarana maupun prasarana tenis di Tanjabtim. Dia mencontohkan untuk bola tenis, orang tua anak didik Linaidi secara sukarela bergantian membeli bola tenis. “Karena anak-anak yang dilatih semangat meski minim fasilitas, itu yang melecut pak Linaidi tetap melatoh,” pungkas Suhaili.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait



add images