iklan <b>KOLEKSI:</b> Inilah beberapa koleksi layang-layang yang diperlihatkan oleh M Jamil. Setiap layang-layang miliknya selalu berlogo Sepucuk Jambi Sembilan Lurah
KOLEKSI: Inilah beberapa koleksi layang-layang yang diperlihatkan oleh M Jamil. Setiap layang-layang miliknya selalu berlogo Sepucuk Jambi Sembilan Lurah

MEMBELA Negara adalah suatu kembanggan tersendiri bagi siapapun. Termasuk bagi Muhammad Jamil. Ia pernah membela Indonesia dalam festival layang-layang Asean. Berikut kisahnya.

FATHUL MUBARAK

DEMI kecintaan pada Layang layang, Muhammad Jamil (56) warga RT 6 Kelurahan Olak Kemang, Kecamatan Danau Teluk, Jambi Seberang rela meninggalkan dunia politik yang pernah digelutinya beberapa tahun lalu. Dulu, dirinya juga sempat menjadi Politikus beberapa Partai Politik, seperti, Golkar, PKB, dan Hanura.

Saya juga sempat mengajar di Asad dari tahun 1984 hingga 1991,  ujarnya saat dikonfirmasi harian ini dirumahnya, (11/9) kemarin.

Meskipun demikian, dirinya sangat bangga bisa membela Indonesia dan Provinsi Jambi ketika ada festival dan berbagai perlombaan di luar Negeri. Kalau Asean sudah keliling saya, katanya.

Seperti, Brunei, Thailand, Singapura, Malaysia, Australia. Kalau mengikuti perlombaan Layang Layang di Eropa belum ada. Selain persaingan berat, keuangan juga susah, saya hanya sebatas Asean saja,  tandasnya.

Untuk mewakili Indonesia pada setiap ajang perlombaan Layang Layang sebanyak 8 orang. Jenis Layang yang diperlombakan itu bongkar pasang. Pada tahun 2008 lalu, diakui Jamil, dirinya pernah mendapatkan juara tiga dengan kategori Layang Rokaku dari Jepang dengan tali Traju 6.

Kita kalah dari China dan Australia, akunya.

Selain keliling Asean, diakui Jamil, dirinya juga sudah keliling Indonesia di Pulau Jawa dan Sumatera. Pengalaman yang paling berharga diakatakan dia adalah, memborong semua kategori disetiap perlombaan di Medan. Setiap perlombaan, Layang yang digunakan oleh Jamil berlambang sepucuk Jambi Sembilan Lurah. Bahkan, Layang Layang buatan Jamil juga pernah dibeli oleh warga Amerika Serikat.

Saya punya ratusan koleksi Layang Layang. Seperti, Duo dimensi, Tigo dimensi, Layang tradisional dan  Layang sport atau layang kendali, ujarnya.

Selain itu, dirinya juga melakukan jual beli layang-layang dengan berbagai harga, mulai dari Rp 2,5 juta dan termurah Rp 35 ribu. Karena sekarang tidak lagi mengikuti perlombaan, ada kegiatan lain, yaitu, membuat hordeng dan kasur, tegasnya.

Diakuinya pula, perhatian Dinas Pariwisata Provinsi jambi saat ini tidak ada lagi.  

(*)

 

 

 


Berita Terkait



add images