iklan Kloter 21 JCH EHA Jambi saat survey dilokasi tenda di Padang Arafah.
Kloter 21 JCH EHA Jambi saat survey dilokasi tenda di Padang Arafah.

JAMBIUPDATE.CO, JAMBI-Menjelang Wukuf di Arafah pada 9 Zulhijjah bertepatan dengan Kamis 31 Agustus 2017, sebanyak 13 JCH asal Jambi mengajukan diri ke pihak kloter untuk mengikuti haji tarwiyah atau perjalanan napak tilas nabi pada 30 Agustus 2017 atau 8 Zulhijjah.

Tarwiyah adalah hari ke-8 Zulhijah. Saat itu seluruh jamaah haji dari Indonesia akan diangkut ke Arafah. Menunggu waktu Wukuf yang mulai setelah tergelincirnya matahari 9 Zulhijah.

Kepastian adanya JCH asal Jambi yang mengikuti napak tilas ini diakui Ketua Kloter 21 EHA Jambi, Ambok Fera Afrizal bahwa ada 13 JCH yang mengakujan Tarwiyah. Pihaknya diakui Ambok tidak bisa melarang, tetapi tidak memfasilitasinya.

Untuk JCH yang haji Tarwiyah ini berangkat sendiri, karena pemerintah tidak memfasilitasinya. Mereka akan berangkat pada 7 Zulhijjah, sedangkan sisanya tetap ikut kita, aku Ambok saat dihubungi lewet WA kemarin.

Perlu diketahui bahwa mereka yang melaksanakan Haji Tarwiyah tidak langsung ke Arafah. Tapi lebih dulu ke Mina. Satu malam mereka berada di sana. Baru pada 9 Zulhijah bergerak ke Arafah untuk Wukuf.

Tindakan itu berdasar pada Nabi Muhammad SAW yang pernah melakukan hal seperti itu. Saat itu Nabi berhaji pada 8 Zulhijah tahun ke-10 Hijriah. Diikuti para sahabat, Nabi mengendarai unta menuju Mina. Perjalanan butuh waktu sehari semalam.

Sesampai di Mina, Nabi beristirahat. Usai Subuh, ketika matahari sudah terbit, Nabi menyuruh sahabat mendirikan kemah di Namirah. Sekarang tempat itu dibangun masjid yang megah. Namanya Masjid Namirah.

Baru pada pagi hari 9 Zulhijah, Nabi beserta sahabat melanjutkan perjalanan ke Arafah untuk Wukuf. Nabi lebih dulu singgah di Musdalifah.

Untuk mengikuti haji Tarwiyah ini dibutuh fisik dan tenaga yang prima untuk menjalankan Haji Tarwiyah. Selain itu, Pemerintah tidak menfasilitasi program tersebut. Semua menjadi tanggungan jamaah.


Tidak ada transportasi, tidak ada jatah makan, dan tidak ada petugas yang membantu. Untuk itu mereka yang ikut program Tarwiyah harus menyerahkan surat pernyataan. (kta)


Berita Terkait



add images