iklan

JAMBIUPDATE.CO, - Pemerintah AS menyetujui penjualan rudal balistik ke Jepang. Hal itu dimaksudkan untuk mempertahankan diri dari ancaman nuklir dan rudal yang terus berlanjut dari Korea Utara (Korut).

Berita mengenai penjualan tersebut dilakukan saat Korsel dan Korut sedang melakukan pertemuan pertama kalinya setelah dua tahun. Pertemuan itu salah satunya juga bertujuan untuk memecahkan krisis program rudal nuklir Korut.

Kesepakatan rudal tersebut menyusul peluncuran rudal yang terus-menerus oleh Korut. Beberapa di antaranya berada di wilayan Jepang, termasuk peluncuran keenam yang paling kuat.

Tindakan Korut tersebut mendorong sebuah kampanye oleh AS untuk mendorong PBB memberikan sanksi terhadap Korut. Sanksi tersebut dinilai oleh Pyongyang sebagai seruan perang.

Departemen Luar Negeri AS pada hari Selasa, (9/1), meminta Kongres untuk menyetujui penjualan rudal senilai USD 133 juta dari empat rudal dan perangkat kerasnya. Rudal tersebut dapat diluncurkan dari laut atau dari sistem berbasis lahan.

"Penjualan rudal antibalistik yang dibuat oleh Raytheon Co (RTN.N) dan BAE Systems (BAES.L), adalah komitmen Presiden Trump untuk memberikan kemampuan pertahanan tambahan kepada sekutu-sekutu yang terancam oleh perilaku provokatif Korut," kata salah satu pejabat Kementerian Luar Negeri AS.

Pada bulan Desember Jepang secara resmi memutuskan, pihaknya akan memperluas sistem pertahanan rudal balistiknya dengan stasiun radar Aegis berbasis di AS. Proposal untuk membangun Aegis Ashore menghabiskan biaya setidaknya USD 2 miliar dan kemungkinan baru akan beroperasi di awal tahun 2023.

Menteri Pertahanan AS James Mattis dan Menteri Pertahanan Jepang Itsunori Onodera, dalam sebuah telepon pada hari Senin, mengecam perilaku Korut yang sembrono dan ilegal. (iml/JPC)

awaPos.com - Pemerintah AS menyetujui penjualan rudal balistik ke Jepang. Hal itu dimaksudkan untuk mempertahankan diri dari ancaman nuklir dan rudal yang terus berlanjut dari Korea Utara (Korut).

Berita mengenai penjualan tersebut dilakukan saat Korsel dan Korut sedang melakukan pertemuan pertama kalinya setelah dua tahun. Pertemuan itu salah satunya juga bertujuan untuk memecahkan krisis program rudal nuklir Korut.

Kesepakatan rudal tersebut menyusul peluncuran rudal yang terus-menerus oleh Korut. Beberapa di antaranya berada di wilayan Jepang, termasuk peluncuran keenam yang paling kuat.

AS

AS (Reuters)

 

 

Tindakan Korut tersebut mendorong sebuah kampanye oleh AS untuk mendorong PBB memberikan sanksi terhadap Korut. Sanksi tersebut dinilai oleh Pyongyang sebagai seruan perang.

Departemen Luar Negeri AS pada hari Selasa, (9/1), meminta Kongres untuk menyetujui penjualan rudal senilai USD 133 juta dari empat rudal dan perangkat kerasnya. Rudal tersebut dapat diluncurkan dari laut atau dari sistem berbasis lahan.

"Penjualan rudal antibalistik yang dibuat oleh Raytheon Co (RTN.N) dan BAE Systems (BAES.L), adalah komitmen Presiden Trump untuk memberikan kemampuan pertahanan tambahan kepada sekutu-sekutu yang terancam oleh perilaku provokatif Korut," kata salah satu pejabat Kementerian Luar Negeri AS.

Pada bulan Desember Jepang secara resmi memutuskan, pihaknya akan memperluas sistem pertahanan rudal balistiknya dengan stasiun radar Aegis berbasis di AS. Proposal untuk membangun Aegis Ashore menghabiskan biaya setidaknya USD 2 miliar dan kemungkinan baru akan beroperasi di awal tahun 2023.

Menteri Pertahanan AS James Mattis dan Menteri Pertahanan Jepang Itsunori Onodera, dalam sebuah telepon pada hari Senin, mengecam perilaku Korut yang sembrono dan ilegal.

(iml/JPC


Sumber: jawapos.com

Berita Terkait



add images