iklan

JAMBIUPDATE.CO, JAMBI - Partai Gerindra memberi catatan kritis pada data Badan Pusat (BPS) 2018 yang menyebutkan dari 133,94 juta orang angkatan kerja di Indonesia, masih terdapat 6,87 juta orang yang menganggur sebagai sesuatu yang mengkhawatirkan, karena jika data pengangguran ini di bedah secara lebih dalam, kondisinya jauh lebih parah dari data yang disampaikan.

"Kita melihat data pengangguran ini kurang mencerminkan realita sebenarnya, karena sebenarnya angka ini berpotensi lebih besar, khususnya dari kelompok pengangguran terselubung atau kurang tampak."

Pernyataan ini disampaikan Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Jambi Sutan Adil Hendra (SAH) ketika diskusi dengan berbagai kelompok serikat pekerja (26/11) di Jakarta kemarin.

Menurutnya tingkat pengangguran terselubung merupakan situasi ketika satu pekerjaan yang semestinya cukup dilakukan oleh satu orang, terpaksa dikerjakan oleh dua atau tiga orang, dimana kondisi terjadi karena lahan pekerjaan yang terbatas dan pilihan  tidak banyak.

"Pengangguran terselubung di Indonesia sudah cukup mengkhawatirkan, pekerjaan yang semestinya cukup satu orang terpaksa dilakukan oleh banyak orang, karena pilihan yang tidak ada," ungkapnya. 

Selain itu SAH menjabarkan, bahwa pengangguran tertinggi berdasarkan tingkat pendidikan merupakan lulusan SMK sebesar 8,92 persen. Pengangguran lulusan Diploma III yang menganggur sebanyak 7,92 persen, ini artinya dunia pendidikan kita belum memberi efek maksimal dalam pengurangan angka pengangguran.

Ini menjadi pekerjaan rumah bagi kurikulum pendidikan agar mampu menjawab kebutuhan pada lapangan kerja, ungkap SAH.

Terkait dengan upah SAH juga menyoroti  rata-rata upah buruh pada tahun 2018 masih berkisar sebesar Rp2,65 juta per bulan, dengan rata-rata upah buruh laki-laki sebesar Rp2,91 juta per bulan dan buruh perempuan sebesar Rp2,21 juta per bulan.

Rata-rata upah tertinggi diterima oleh pekerja pada kategori jasa keuangan dan asuransi sebesar Rp4,13 juta per bulan.

Sementara terdapat enam kategori lapangan kerja yang menerima upah di bawah rata-rata yaitu kategori konstruksi sebesar Rp2,63 juta per bulan, industri pengolahan sebesar Rp2,48 juta per bulan, perdagangan sebesar Rp2,16 juta per bulan.

Dimana data ini menurutnya masih belum ada peningkatan signifikan kesejahteraan kaum pekerja di tanah air, sehingga kita membutuhkan berbagai upaya yang berani dan revolusioner terhadap dunia industrial ekonomi bangsa, dan insya Allah jika Gerindra diberi amanah, kesejahteraan pekerja dan ketersediaan lapangan kerja menjadi prioritas bapak Prabowo Subianto, pungkasnya. (wan)


Berita Terkait



add images