iklan Madu Jambi.
Madu Jambi.

JAMBIUPDATE.CO, JAMBI - Berbagai produk hasil hutan bukan kayu akan meramaikan Festival Perhutanan Sosial Nasional (Pesona) Jambi 2018 yang dibuka, Kamis (29/11).

Di antaranya madu hutan, kopi, minyak kepayang, kayu manis, minyak atsiri, gaharu dan karet akan hadir mengisi stand-stand pameran. Madu hutan digadangkan menjadi ikon yang bernilai jual cukup tinggi dan potensial.

Kepala Balai Perhutanan Sosial dan Konflik Lahan Wilayah Sumatera, Sahala Simanjuntak mengatakan melalui program percepatan perhutanan sosial, pengembangan potensi hasil hutan bukan kayu diharapkan turut meningkatkan taraf hidup masayarakat.

Seperti diamanatkan dalam UU Nomor 41 Tahun 1999 Pasal 3 huruf d bahwa penyelenggaraan kehutanan bertujuan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat yang berkeadilan dan berkelanjutan. Ini dengan meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan kapasitas dan keberdayaan masyarakat secara partisipatif, berkeadilan, dan berwawasan lingkungan sehingga mampu mengahadapi tekanan dari luar, kata Sahala.

Tidak hanya memberikan tempat pameran bagi beberapa potensi hutan non kayu, dalam kegiatan Festival Pesona Jambi 2018 juga akan membuka peluang pasar dan temu usaha antara masyarakat dan pengusaha lokal dan dari luar bahkan eksportir.

Ujang Wisnu Barata, Kepala Seksi Kemitraan Lingkungan BPSKL Wilayah Sumatera menyebutkan setiap kabupaten di Provinsi Jambi memiliki potensi madu hutan dengan beragam karakteristik.

Semua KPH yang menjadi mitra dalam program Forest Program II ini memiliki potensi madu hutan. Jadi ini sangat potensial untuk dibuka pasar yang akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, kata Ujang saat ditemui di Gedung Ratu Convention Center tengah mempersiapkan kegiatan Festival Pesona Jambi 2018.

Kegiatan Festival Pesona Jambi diselenggarakan selama tiga hari 29-1 Desember 2018 bertempat di Ratu Convention Center. Selain pameran kegiatan tersebut akan mempertemukan para petani dan masyarakat dengan pengusaha dalam mekanisme seminar.

Workshop nya juga nanti per item produk, jadi bisa langsung gabung dari semua mitra. Tidak ada sekat, semua dengan produk yang sama bisa bergabung, kata Ujang.

Kondisi tutupan hutan yang baik menjadi kunci bagi keberlangsungan potensi madu. Tidak ada data resmi terkait potensi madu hutan di Provinsi Jambi, artinya potensi ini belum menjadi perhatian serius oleh pemerintah daerah. Sayang sekali kalau ini tidak terdata dan organisir dengan baik, katanya.

Ketidakpastian pasokan madu, juga menjadi kendala dalam pemasaran yang akan dilakukan. Yusuf Cahyadin, Head of Ecosystem Management PT Restorasi Ekosistem Indonesia, pemegang izin restorasi di hutan harapan menyebutkan jika pemasaran madu hanya sampai di tingkat lokal saja, untuk menembus pasar luar kerbelangsungan pasokan masih menjadi kendala.

Kita sudah coba menembus Jaringan Madu Hutan Indonesia, tapi ada beberapa persyaratan yang sulit dipenuhi seperti adanya pasokan minimal 2 ton per tahun. Ini tidak mungkin, karena mencari madu juga menjadi profesi sampingan bagi warga Batin Sembilan, kata Yusuf. (ist)


Berita Terkait



add images