iklan Ilustrasi pesawat Lion Air (Puguh Sujiatmiko/Jawa Pos)
Ilustrasi pesawat Lion Air (Puguh Sujiatmiko/Jawa Pos)

JAMBIUPDATE.CO, Pesawat Lion Air JT 799 rute Bandar Udara Domine Eduard Osok, Sorong, Papua Barat, mengalami kendala saat terbang menuju Bandara Internasional Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara. Insiden Kamis lalu (21/2) itu sempat heboh di media sosial.

Dari rekaman salah seorang penumpang yang beredar di media sosial, terlihat suasana kabin yang tegang. Alat bantu napas atau masker di atas penumpang terlihat keluar. Para penumpang pun bernapas melalui slang oksigen. Dari tayangan tersebut, terlihat pesawat terbang mengelilingi laut. Sempat tersiar kabar bahwa pesawat tersebut terbang dalam kondisi miring.

Corporate Communications Strategic of Lion Air Danang Mandala Prihantoro mengatakan, pesawat sebenarnya sudah diperiksa sebelum keberangkatan dan dinyatakan laik terbang. Seluruh proses penanganan pesawat dan penumpang berjalan normal, katanya.

i¿¼Ilustrasi pesawat Lion Air (Samarinda Pos/Jawa Pos Group)

Pesawat Boeing 737-900ER dengan nomor registrasi PK-LIF itu membawa 7 kru serta 94 penumpang. Menurut Danang, pesawat tersebut lepas landas tepat waktu pukul 16.30 WIT dari Sorong.

Di tengah perjalanan, terjadi masalah teknis. Akhirnya, pilot memutuskan kembali ke bandara.

Pilot memutuskan return to base (RTB) ke Bandar Udara Sorong karena pesawat mengalami indikasi gangguan teknis pada sistem tekanan udara dan pendingin kabin, katanya. Gangguan itu secara otomatis membuat masker oksigen keluar dari kompartemennya.

Dia menambahkan, seluruh awak kabin di bawah pimpinan senior flight attendant (SFA) telah bekerja dan berkoordinasi dengan baik. Mereka memberikan instruksi untuk membantu seluruh penumpang dalam menggunakan masker oksigen secara tepat.

Danang menuturkan, kabar pesawat terbang dalam keadaan miring tidaklah tepat. Dia juga menampik bahwa pesawat akan mendarat di laut. Setelah ada keputusan oleh pilot kembali ke bandar udara asal, penerbangan dalam keadaan normal dan terkontrol, katanya.

Dia menjelaskan, pesawat harus terbang memutar atau holding di atas laut untuk menurunkan ketinggian. Tujuannya, posisi pesawat bisa ideal dan menyesuaikan dengan berat pesawat untuk pendaratan. Pesawat akhirnya mendarat di Sorong pukul 16.55 WIT. Dengan demikian, pesawat hanya sempat mengudara selama 25 menit.

Danang menjelaskan, Lion Air sudah bekerja sama dengan teknisi dan pihak terkait untuk melakukan pengecekan (investigasi) penyebab kondisi tersebut. Lion Air berkomitmen memenuhi serta menjalankan seluruh aturan yang telah ditetapkan demi menjaga keselamatan, keamanan, dan kenyamanan penerbangan, ucapnya. Para penumpang sudah diterbangkan kembali dengan menggunakan pesawat JT-799 pada Jumat (22/2). 

Editor : Ilham Safutra

Reporter : (lyn/c19/oni)


Sumber: JawaPos.com

Berita Terkait



add images