iklan Trump tiba-tiba menarik tangannya dan berusaha mendaratkan ciuman. Johnson merasa tidak nyaman dan marah. Dia sempat menoleh sehingga ciuman itu mendarat di ujung bibirnya saja (Reuters)
Trump tiba-tiba menarik tangannya dan berusaha mendaratkan ciuman. Johnson merasa tidak nyaman dan marah. Dia sempat menoleh sehingga ciuman itu mendarat di ujung bibirnya saja (Reuters)

JAMBIUPDATE.CO, Alva Johnson menambah panjang daftar perempuan yang mengaku pernah dilecehkan oleh Presiden AS Donald Trump. Senin (25/2) dia menggugat suami Melania tersebut ke pengadilan federal. Katanya, Trump telah menciumnya tanpa izin. Trump masih mendapatkan tudingan yang tak mengenakkan jelang KTT Kedua di Hanoi, Vietnam dengan Kim Jong Un.

Bahkan Trump sekarang sudah berada di Hanoi, Vietnam. Namun gugatan tetap ditujukan kepadanya. Menurut Johnson, insiden yang menimpanya kala itu, adalah bagian dari pola predator dan kebiasaan melecehkan perempuan yang dilakukan oleh Trump.

Kejadian tersebut sejatinya sudah lama. Tepatnya saat kampanye pemilihan presiden di Tampa, Florida, 24 Agustus 2016. Saat itu Johnson akan keluar dari kendaraan RV untuk kampanye.

Trump tiba-tiba menarik tangannya dan berusaha mendaratkan ciuman. Johnson merasa tidak nyaman dan marah. Dia sempat menoleh sehingga ciuman itu mendarat di ujung bibirnya saja. Saya masih bisa melihat bibirnya (Trump, Red) mendekat ke wajah saya, ujar Johnson saat diwawancarai The Washington Post.

Johnson kala itu bertugas sebagai salah satu staf kampanye Trump. Itu bukan tudingan pelecehan pertama yang diterima Trump. Sebelumnya, ada 23 perempuan yang mengungkapkan hal serupa. Ibu empat anak tersebut juga memaparkan adanya diskriminasi selama kampanye berlangsung. Dia dibayar lebih rendah daripada kolega laki-laki dan mereka yang berkulit putih.

Dalam sebuah wawancara di stasiun radio pada 2017, Johnson sempat memuji-muji Trump. Saat ditanya mengenai hal tersebut, pengacaranya menyatakan bahwa Johnson menandatangani kesepakatan untuk tutup mulut ketika menjadi bagian tim kampanye Trump. Karena itu, dia tidak diperbolehkan untuk mengatakan hal buruk tentang presiden ke-45 AS tersebut. Namun, kini Johnson tidak peduli.

Johnson menuntut ganti rugi finansial atas semua yang dialami. Dia juga meminta pengadilan mengeluarkan perintah yang melarang Trump menarik, mencium, atau melecehkan perempuan tanpa persetujuan.

Juru Bicara Gedung Putih Sarah Sanders langsung menampik tudingan tersebut. Menurut dia, yang dikatakan oleh Johnson tak masuk akal. Itu tak pernah terjadi dan bertentangan dengan pernyataan banyak saksi mata yang sangat kredibel, tegas Sanders seperti dikutip Reuters.

Editor : Dyah Ratna Meta Novia

Reporter : (sha/c11/dos)


Sumber: JawaPos.com

Berita Terkait



add images