iklan

JAMBIUPDATE.CO, - Sudah tiga bulan gaji para guru honorer di Kotabaru, Kalsel, belum dibayar. Namun para guru honorer itu tetap mengajar. Pendidikan anak didik lebih utama.

Zalyan Shodiqin Abdi, Kotabaru

Entah apa yang ada di benak para pejabat di Dinas Pendidikan Kotabaru. Faktanya, tiap tahun masalah yang sama berulang. Gaji guru honor di awal tahun selalu dirapel di Maret atau April. Akibatnya, guru honorer kesulitan membiayai hidup mereka.

"Cuma kita sebagai tenaga honorer harus sabar dan ikhlas menunggu gaji keluar. Kan dinas pendidikan pasti bayar. Kejadian seperti ini sudah biasa kami alami setiap awal tahun. Aggap aja awal tahun sebagai ujian kesabaran," ujar Sarifuddin, seorang honorer di Kotabaru.

Nasib yang sama dialami guru honorer yang tinggal di pelosok. Imah, guru honorer di SDN 2 Pulau Laut Selatan misalnya."Saya terpaksa ngutang sama orang tua. Susah, gak bisa apa-apa kalau begini," ujar Imah.

Dia mengaku sangat kesulitan. Beruntung masih ada orang tua tempat dia menumpang makan. Dia pun meminta gaji cepat dibayar.

Nasib lebih parah dialami Sapto Nugroho. Dia bahkan terpaksa utang ke rekannya sekadar beli bensin.

"Kasihan sekali. Demi anak-anak terpaksa dia utang," ujar Mulyana rekannya. Sapto mengajar di SMPN 1 Pulau Laut Barat.

Sapto masih muda, 35 tahun lebih sedikit. Sudah memiliki istri dan anak. Dia sempat protes karena pemerintah membatasi usia tes CPNS yakni maksimal 35 tahun.

Menurut Sapto, jumlah guru PNS masih sangat kurang. Itu terbukti dengan kebijakan banyak sekolah dan pemerintah daerah mengangkat guru honor. Guru sekolah digaji sekolah, guru honor daerah digaji pemerintah daerah.

Sapto adalah sarjana FKIP Bahasa Inggris. Dia bukan guru tanpa keahlian. Mengajar ratusan anak dan digaji hanya Rp800 ribu sebulan. Itu pun di awal tahun mesti puasa hingga Maret.

Para pejabat dan orang-orang sukses sekarang, kata Sapto, lahir dari tangan guru honor. "Coba yang sekarang jadi pejabat. Tanya, pernah dididik guru honor tidak? Janganlah begitu," keluhnya kepada Radar Banjarmasin (Jawa Pos Group).

Ditemui di ruangannya, Rabu (6/3), Sekda Said Akhmad mengaku sudah memanggil Kepala Dinas Pendidikan Selamat Riyadi ke kantornya. Dia meminta masalah itu cepat dibereskan.
"Saya bilang ke dia, janganlah diperlambat-lambat soal honor guru itu. Itu juga tidak seberapa angkanya. Kalau lambat bagaimana. Harus cepat kalau guru," ujarnya.Kata Sekda masalah itu hanya manajemen Dinas Pendidikan yang kurang optimal. Kata Sekda harusnya, soal SK dan administrasi para guru sudah bisa cepat.

Sebelumnya Selamat mengatakan, lambat dibayar karena menunggu proses penyelesaian SK para guru honor. Juga proses administrasi lainnya. Dia berjanji Maret ini akan dibayar tiga bulan. Jumlah guru honor daerah sebanyak 1.397 orang. (zal/ay/ran)


Sumber: jpnn.com

Berita Terkait



add images