iklan Tower SUUT Roboh. Foto : Gusnadi / Jambiupdate
Tower SUUT Roboh. Foto : Gusnadi / Jambiupdate

JAMBIUPDATE.CO, JAMBI- Hingga Senin kemarin (11/03), sudah terhitung 3 hari warga Kerinci dan Sungai Penuh tidak menikmati lisrik dan air bersih paska ambruknya tower Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) di Penetai, Batang Merangin.

Terputusnya aliran listrik dan air bersih mulai berdampak pada perekonomian masyarakat dua daerah tetangga itu.

Pantauan jambiupdate.co, (11/3), harga beberapa barang, seperti genset di pasar tiba-tiba meroket drastis. Jika sebelumnya harga genset hanya Rp 900 ribu, saat ini dijual Rp 1,5 Juta. Lilin besar dihari biasanya seharga Rp 3 ribu, kali ini dijual Rp 30 ribu perbatangnya.

Begitu juga alat penerangan lainnya seperti senter yang sebelumnya seharga Rp 20 ribu, saat ini dijual Rp 50 ribu. dan juga lampu cas, yang sebelumnya seharga Rp 100 ribu dan Rp 300 ribu, kali ini dijual Rp 500 ribu.

Hal ini juga berdampak terhadap ekonomi masyarakat di kabupaten Kerinci, terutama usaha yang menggunakan aliran listrik. Seperti usaha fotocopy tidak beroperasi, karena disebabkan listrik padam.

Deri, salah seorang pemilik fotocopy di wilayah Kecamatan Situnjau Laut, yang dikonfirmasi koran ini mengatakan, sejak listrik padam pada Sabtu malam lalu, dirinya tidak mengoperasikan alat fotocopy miliknya.

"Ya, dari Sabtu malam (9/3) sampai sekarang tidak ada aktivitas, saya tidak miliki genset," ujarnya.

Dirinya berharap kepada pihak PLN, untuk dapat mengatasi pemadaman listrik tersebut. "Karena kalau lambat diperbaiki tidak pemasukan dari fotocopy lagi, makanya kita harapkan segera diperbaiki," pintanya.

Selain itu, ibu rumah tangga pun mengeluh akibat padam totalnya listrik di kabupaten Kerinci. Karena, sayur-sayuran dan ikan membusuk di kulkas.

"Semua barang dak biso dimasukkan dalam kulkas, karena listrik mati. Masak nasi dengan magic com jugo dak bisa terpakso dengan gas elpiji," ujar Lestari, warga Hiang, Kecamatan Sitinjau Laut. (adi)


Berita Terkait



add images